Terkutuklah Orang Yang Mengatakan: "Kristus Adalah Anak Allah"

(Sura 9:30)

Oleh: Hamba-Hamba Tuhan

 

Siapapun yang membaca Qur’an akan terkejut dan bingung. Jelas Sura 9:30 menyatakan:

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu Anak Allah" dan "Orang-orang Nasrani berkata: "Al-Masih itu Anak Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Tidak dapat dibuktikan bahwa orang-orang Yahudi di jazirah Arab pada jaman Muhammad menyembah Ezra sebagai Tuhan. Ia sangat dihormati di kalangan orang Yahudi karena ia telah memberikan kepada orang-orang Yahudi yang mengalami pembuangan di Babilonia sebuah negara baru dengan Yerusalem sebagai ibukotanya, dan dengan demikian memulihkan identitas nasional mereka (458 SM). Sebuah negara Yahudi selalu merupakan sebuah provokasi di mata Muhammad.

Qur’an juga tidak kurang kritisnya terhadap orang-orang Kristen. Para murid Yesus tidak memiliki ambisi politis apapun, namun mereka percaya adanya kerajaan spiritual milik Tuhan dan mengakui Yesus sebagai juruselamat mereka dan raja mereka yang ilahi. Kenyataan bahwa Muhammad mengutuk semua orang Nazaret yang menyebut Yesus sebagai Anak Allah (dan masih melakukannya hingga kini), merupakan suatu bukti historis bahwa, pada masa itu, ada orang-orang Kristen yang tinggal di jazirah Arab yang percaya pada eksistensi Putra Tuhan dan Bapa Surgawi-Nya dan dengan terbuka menyaksikan iman mereka (Sura 3:61).

Muhammad tidak dapat mengerti apabila para pemikir modern menghubungkan seorang putra dengan Allah; ia mengganggap pandangan semacam itu sebagai sebuah repetisi yang kosong dari tradisi-tradisi kuno yang tidak memiliki keyakinan batiniah. Ia mengadopsi sebuah sikap benci dan mengucapkan kutuk kepada mereka:... (Sura 9:30).

Dilaknati Allah-lah mereka" (Allah mengutuk mereka! Secara literal artinya: "Kiranya Allah memerangi dan membunuh mereka!")

Mengapa Muhammad menolak kemungkinan bahwa Allah mempunyai seorang Anak? Apa yang mendorong Muhammad dengan kerasnya menyangkali Yesus sebagai Anak Allah? Diantara sekian banyak jawaban, ada 3 alasan yang meyakinkan mereka bahwa ini tidak mungkin terjadi:

Mekkah, sebelum jaman Muhammad, adalah pusat dari politeisme. Berdasarkan tradisi, Ka’aba dipenuhi oleh lebih dari 300 dewa, roh-roh, berhala-berhala dan altar-altar pemujaan. Muhammad dan 4 orang sahabatnya (Waraqa b. Nawfal, Ubaid Allah b. Jahsh, Uthman b. Al-Hawartih dan Zaid b. Amr) mulai mencari suatu agama yang lebih baik (Hanif). Mereka menolak keyakinan adanya istri/pendamping Allah, al-Lat, dan kedua putrinya yaitu Uzza dan Manat (Sura 53:19-22). Dalam konteks ini, Muhammad menganggap konsep Putra Tuhan (anak Allah) sebagai sebuah kemunduran kepada animisme.

Di bawah pengaruh Yudaisme di Hedjaz, kelima peziarah ini (atau yang disebut sebagai para Hanif) mendapati bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Tuhan Yahweh (Ulangan 6:4)! Ia tidak dapat memiliki Putra dan tidak berputra. Pertanyaan yang penting, yang ditanyakan Imam Besar Kayafas kepada Yesus, dan implikasi penolakan klaim Yesus sebagai Putra Tuhan tidak kehilangan satupun dari aktualitasnya diantara orang-orang Yahudi di jazirah Arab (Matius 26:63-68). Muhammad menggunakan banyak argumen orang Yahudi yang menjadi musuh orang-orang Kristen di Hedjaz dan menuangkannya ke dalam Qur’an.

Muhammad menganggap dirinya sendiri sebagai nabi yang terakhir dari deretan nabi-nabi perjanjian Lama (Sura 33:40). Untuk alasan ini, gagasan mengenai Yesus sebagai Anak Allah tidak cocok dengan konsepsi-Nya, jika tidak demikian ia harus mengakui-Nya dan tunduk pada-Nya. Ia beranggapan ini sama sekali tidak dapat diterima, oleh karena ia memandang dirinya sendiri sebagai klimaks dan penutup semua nubuatan (Sura 33:40). Ia menerima Yesus sebagai nabi yang terbesar sebelum dirinya, namun tidak pernah menganggap-Nya sebagai Anak Allah.

Islam adalah sebuah agama setelah kekristenan! Ini berarti Muhammad telah mengingatkan dirinya sendiri berkenaan dengan pribadi Yesus dan telah menolak keilahian-Nya, yang berarti bahwa Islam telah berkembang menjadi sebuah gerakan anti Kristen. Ada 17 ayat dalam Qur’an yang secara umum menyingkirkan kemungkinan bahwa Tuhan mempunyai Anak dan secara khusus menyingkirkan klaim bahwa Kristus adalah Putra Tuhan. Siapapun yang membaca ke-17 ayat ini berdasarkan konteksnya (Sura 2:116, 4:171, 6:101, 10:68, 17:111, 18:4, 19:35, 88-92, 21:26, 23:91, 25:2, 39:4, 43:81, 72:3) dapat memperoleh pengertian dasar mengenai prinsip-prinsip Islam yang menggaris-bawahi penolakan terhadap gagasan bahwa Tuhan mempunyai seorang Putra.

Orang-orang Kristen Menginjili Muhammad!

Ada 7 catatan peristiwa di dalam Qur’an mengenai orang-orang Kristen (orang Nazaret) yang berusaha menjelaskan kepada Muhammad bahwa Tuhan mempunyai anak. Dalam kasus-kasus seperti ini, biasanya mereka menggunakan kata "walad" yang berarti keturunan yang diperanakkan secara biologis. Hanya dalam satu peristiwa mereka menggunakan kata "ibn", yang mempunyai makna seorang ahli waris yang diangkat secara sah. Ada kalanya orang-orang Kristen mengundang atau bahkan menekan Muhammad untuk menerima keilahian Kristus, sehingga ia menjadi tidak sabar dan menjadi marah, atau mengutuki mereka (Sura 2:116, 4:171, 10:68, 18:4, 19:30-35 dan 88-82).

Meningkatnya Perlawanan Muhammad

Tujuh kali pembelaan Muhammad tercantum di dalam pengakuan akan posisi tertinggi Allah dengan mengucapkan "subhanahu" (kiranya Ia ditinggikan di atas semua pertalian!), yang secara komplet menutup diskusi-diskusi selanjutnya. Muhammad mengkonfrontasi orang-orang yang percaya pada Anak Allah dengan keagungan Allah yang tidak terukur sebagai upaya untuk membungkam mereka. Namun demikian, jika ada diantara mereka yang tidak mau menyerah dan menghimbaunya untuk berefleksi dan mengerti, maka ia menanggapinya dengan meningkatkan kekerasan dan kebebalan dalam Qur’an:... (Sura 6:101).

Bagaimana Dia mempunyai anak sedangkan Ia tidak mempunyai isteri?

أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Gagasan dari Bedouin primitif ini selanjutnya didukung oleh doktrin dari sebuah sekte Kristen di jazirah Arab, yang para anggotanya mengklaim bahwa Trinitas terdiri dari Allah, Maria Bunda Tuhan, dan Putranya Yesus (Sura 5:116). Walaupun semua gereja Kristen menolak konsepsi biologis semacam itu berkenaan dengan Trinitas dan sebaliknya mengakui sebuah kesatuan spiritual antara Bapa, Putra dan Roh Kudus, kebanyakan orang Muslim dan orang Kristen di Timur Tengah masih memegang gagasan mengenai Bunda Tuhan, dan ini mengakibatkan dialog diantara keturunan Abraham menjadi semakin sulit.

Muhammad memberontak terhadap gagasan primitif ini dan berkata:

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak (Allah secara fisik tidak mempunyai anak)...("walad", Sura 17:111, 25:2, 23:91)

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا

 Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (Sura 112:3-4).

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Penolakan langsung ini terhadap dogma Trinitas disebut sebagai Sura Kesetiaan, dan di dalam Qur’an diulang terus-menerus dalam sembahyang 5 waktu. Dalam teks-teks lain Muhammad menulis:

Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa! Jika ada 2 Tuhan, maka kudeta di surga tidak akan bisa dihindari (Sura 4:171, 23:91, 39:4).

مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ

Kita mendengar dalam pernyataan iman ini sebuah gema islami dari pengakuan iman fundamental Israel (lihat Ulangan 6:4-5, Markus 12:29). Namun demikian, Yesus telah memperlebar cakupan pengakuan iman Perjanjian Lama ini melalui wahyu-Nya "Aku dan Bapa adalah satu" dan bukannya dua!  (Yohanes 10:30)

Qur’an menegaskan bahwa "Dia telah menciptakan segala sesuatu di surga dan di bumi..." (Sura 6:101, 25:2).

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Sehubungan dengan asal-usul Yesus kita membaca: "Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah”, lalu jadilah dia" (Sura 3:47, 59; 19:35).

مَا كَانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ سُبْحَانَهُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُون

Pernyataan-pernyataan Muhammad ini dengan terang-terangan berkontradiksi dengan pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel, yang diakui oleh semua orang Kristen, yaitu "satu Tuhan, Yesus Kristus, Putra Tuhan yang tunggal, yang lahir dari Sang Bapa, sebelum ada segala zaman; Tuhan dari Tuhan, Tuhan yang sejati dari Tuhan yang sejati; diperanakkan bukan dibuat, sehakekat dengan Sang Bapa, yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu dibuat!" Islam mengklaim sebaliknya. Kristus diciptakan dan tidak diperanakkan! Kita harus sering mengucapkan Pengakuan Iman Nicea dalam gereja-gereja kita: itu adalah jawaban dari Roh Kudus, yang diwahyukan untuk mengantisipasi penipuan Islam yang sangat kuat.

Muhammad memproklamasikan dalam Qur’an:

"Bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah" (Sura 2:116, 4:171).

وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُون

"Dan Allah, Dialah yang maha kaya" (Sura 35:15).

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

Dan: Kristus adalah propertinya dan budaknya (Sura 4:172, 19:30, 43:59).

إِنْ هُوَ إِلا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ

Allah dapat memperlakukan-Nya menurut kehendak Allah, bahkan menghancurkan-Nya, jika Ia menganggap diri sebagai anak Allah (Sura 5:17)! Muhammad tidak mengenal kelembutan dan kasih Bapa kepada Putra-Nya dan kasih Sang Putra kepada Bapa-Nya.

Menurut Qur’an, Allah tetaplah Sang Penguasa Tunggal yang tidak berbagi kuasa dengan siapapun (Sura 17:111, 25:2, 43:83-84). Hanya Dia-lah satu-satunya yang Maha Tinggi. Namun, Yesus telah berkata 600 tahun sebelum Muhammad: "segala kuasa di surga dan di bumi telah diberikan kepada-Ku" (Matius 28:18, Yoh.3:35, 13:3) dan: "Aku duduk dengan Bapa-Ku di tahta-Nya" (Wahyu 3:21).

Allah dalam Qur’an adalah omnisien (Sura 6:101, 21:28, 43:84-85). Ia mengetahui segala sesuatu yang berada di balik kubur dan semua yang terbuka dalam hidup ini (Sura 23:92). Ia telah mempredestinasikan semua orang dan segala sesuatu hingga kepada detil yang terkecil (Sura 25:2). Oleh karena itu tidak boleh ada otoritas kedua di samping Allah, mengingat hal itupun telah ditakdirkan sebelumnya oleh Dia. Hanya Allah yang mengetahui saat terakhir dan hari penghakiman (Sura 43:5). Beberapa komentator Muslim menghubungkan dengan kesaksian Yesus bahwa tak seorangpun, bahkan Ia sendiri pun tidak mengetahui saat terjadinya kebangkitan orang-orang mati, melainkan hanya Bapa saja (Matius 24:36, Markus 13:32, Kisah Para Rasul 1:7).

Keunikan dan kebesaran sang Pencipta yang tidak terlukiskan menyingkirkan kemungkinan bagi-Nya untuk mempunyai Putra disamping-Nya. Muhammad bertanya-tanya:

Bagaimana mungkin Allah mempunyai Anak? (Sura 6:101)

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Lebih lanjut lagi ia menegaskan:

Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia... (Sura 19:35)

مَا كَانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ سُبْحَانَهُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Pernyataan ini secara paradoks membatasi kebebasan Sang Maha Kuasa! Namun demikian, kesaksian yang jelas oleh Bapa dari Yesus Kristus adalah sebagai berikut: "Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nyalah aku berkenan; dengarkanlah Ia!" (Matius 3:17; 17:5)

Dalam Sura 19:92, Muhammad terus mengembangkan sudut pandang ini dengan memprotes: "Dan tidak layak bagi Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai ) anak!" Tidak ada kebutuhan yang inheren dan mendesak bagi Allah untuk menghasilkan keturunan disamping-Nya. Jika Ia menginginkan pendampingan, seorang nabi Arab tidak mempunyai pemahaman akan ketegangan yang mendalam, berdasarkan pada keadilan abadi,  antara kekudusan Tuhan yang mengharuskan adanya penghakiman dengan kasih-Nya yang menyelamatkan. Satu-satunya solusi untuk dilema ini adalah melalui kematian dan penebusan yang dilakukan oleh anak Manusia yang tidak berdosa. "Injil di dalam kulit kacang", seperti yang dijelaskan dalam Yohanes 3:16, tidak dapat dipahami dalam Islam dan dipandang tidak perlu oleh orang Muslim, tidak mungkin dan mereka menghujatnya.

Muhammad mempunyai arogansi, sinisme dan berlagak, dengan mengatakan sebuah guyonan yang menghujat, yaitu:

...jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu)! (Sura 43:81)

قُلْ إِنْ كَانَ لِلرَّحْمَنِ وَلَدٌ فَأَنَا أَوَّلُ الْعَابِدِينَ

Inilah kesalahan utama Islam. Berdasarkan Filipi 2:6-11, bahkan sang nabi akan bertelut pada hari Penghakiman dan mengakui dengan gentar bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Bapa-Nya!

Sura 72:1-15 merepresentasikan sebuah penggoda khusus untuk otak bagi para humanis yang tidak realistis dan orang-orang Kristen yang tertidur. Sura itu menggambarkan bagaimana para roh jahat (jin) memeluk Islam, dengan antusias memuji Yang Maha Tinggi sebagai sumber sukacita mereka yang terbesar, karena "Ia tidak mengambil seorang pendamping, dan juga tidak mempunyai anak!" Sebaliknya, "Si Penghujat (Iblis) telah melontarkan sebuah kebohongan besar terhadap Tuhan" (yaitu bahwa Tuhan mempunyai seorang Anak), dan telah menaruh gagasan itu ke dalam pikiran  dan hati para jurubicara (para pendeta dan para penginjil), sehingga dengan demikian mereka adalah orang-orang yang telah menipu sejumlah besar manusia dengan berita yang penuh hujatan ini. Namun demikian, Yakobus mengenali natur sesungguhnya dari roh-roh jahat dan menggambarkannya dalam kalimat berikut:

Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Tuhan saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar (Yakobus 2:19).

Suatu penghukuman yang penuh kemarahan terhadap saksi-saksi Kristen

Berikut ini adalah beberapa pernyataan Qur’an berkenaan dengan status Yesus sebagai Putra Tuhan:

Dan mereka berkata: "Tuhan yang maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak" (Sura 19:88-92).

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا

لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا

تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الأرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا

أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا

وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا

Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang anak. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta" (Sura 18:4-5).

وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا

مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلا لآبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلا كَذِبًا

Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana sampai mereka berpaling? (Sura 9:30)

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta (Sura 23:90).

بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Muhammad menyerang orang-orang Kristen secara langsung dengan menegaskan:

Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempunyai anak." Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (Sura 10:68)

قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ

Muhammad menjadi lebih bertubi-tubi dalam pengajarannya dan menganjurkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen untuk memikirkan ulang posisi mereka: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba" (Sura 19:93).

إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ إِلا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا

Akibatnya, semua malaikat yang "dibawa mendekat" (kepada Allah), roh-roh dan bahkan Putra Maria sekalipun, adalah hamba-hamba setia-Nya (Sura 19,93).

Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)..." (Sura 4:172)

لَنْ يَسْتَنْكِفَ الْمَسِيحُ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا لِلَّهِ وَلا الْمَلائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ وَمَنْ يَسْتَنْكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا

Oleh karena itu para murid-Nya tidak boleh sekali-kali mengklaim bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan dan kekasih-kekasih-Nya: namun mereka harus dengan segera memeluk Islam dan mengaku bahwa mereka juga adalah hamba-hamba Allah (Sura 5:18). Muhammad mengharapkan semua orang: Yahudi, Kristen, penganut animisme dan bahkan para malaikat, "Roh Sang Maha Kudus" dan Kristus sendiri untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, satu-satunya Yang Paling Ditinggikan, dan agar tunduk kepadanya tanpa syarat sebagai orang-orang Muslim yang taat.

Peringatan-peringatan Muhammad dan perintahnya untuk menyerang Para Ahli Kitab

Dalam sura 18:4, Muhammad memberikan instruksi inspiratif: "Dan untuk memperingatkan orang-orang yang berkata: Allah mengambil seorang anak."

وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا

Ia menggambarkan tulah neraka sebagai sebuah bangsal perawatan intensif bagi semua yang berkeras untuk percaya pada doktrin ini (Sura 10:70). Muhammad melangkah lebih jauh lagi hingga menyatakan bahwa "dan barangsiapa diantara mereka (para hamba-hamba Allah) mengatakan: sesungguhnya aku adalah tuhan selain dari-pada Allah, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikian Kami memberikan balasan kepada orang-orang lalim" (Sura 21:29).

وَمَنْ يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَهٌ مِنْ دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ

Nabi menegur orang Kristen secara langsung dan memperingatkan mereka:

...dan janganlah kamu mengatakan: (Tuhan itu) tiga. Berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa (Sura 4:171).

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلا تَقُولُوا ثَلاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا

Apabila seorang Sheikh Islam (ahli hukum) ditanyai, ancaman apakah yang merupakan implikasi dari makna ayat tersebut, ia akan merespon dengan segera dengan menggerakkan tangannya seolah-olah sedang menggorok lehernya!

Dalam Sura mengenai pertobatan, siapa pun yang berpikiran terbuka dapat membaca perintah Allah kepada semua Muslim di seluruh dunia, menghasut mereka untuk menyerang Para Ahli Kitab dengan senjata dan memaksa mereka untuk menyerah, apabila mereka sebagai orang-orang percaya ada dalam posisi taktis dan ekonomis untuk melakukannya. Perintah-perintah Muhammad sangat jelas:

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada Hari Kemudian (sebagaimana orang Muslim juga demikian) dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan tidak beragama dengan agama benar (agama Allah) (yaitu Islam), yaitu orang-orang yang diberikan Al Kitab kepada mereka (Yahudi dan Kristen), (perangilah mereka) sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk (Sura 9:29).

قَاتِلُوا الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلا بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ

Bahasa Arab mempunyai 3 kata berbeda untuk mengekspresikan ide mengenai konflik:

  • Kifah menandakan suatu kontroversi ideologis atau intelektual. Konsep ini tidak pernah muncul dalam Qur’an!
  • Jihad menggambarkan sebuah komitmen pribadi kepada Allah, termasuk investasi hidup secara total, kekuatan dan harta benda, yang dalam beberapa kasus mengarah kepada konflik bersenjata
  • Qital berarti dengan bersenjata lengkap segera memasuki pertempuran jarak dekat.

Perintah Muhammad untuk menundukkan orang Yahudi dan Kristen dimulai dengan ketiga konsep. Argumen-argumen teologisnya membenarkan perintah ini dan bersifat kompleks dan pragmatis:

Mereka tidak mempunyai iman Muslim yang sama kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya dan roh-roh-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya (rasul-rasul) dan nabi-nabi, predestinasi-Nya, dan kebangkitan orang mati termasuk eksistensi Surga dan Neraka (berdasarkan 6 pengajaran iman Islam).

Mereka tidak tunduk kepada Hukum Islam (Syariah) dengan segala aturan-aturannya mengenai ibadah dan hidup sehari-hari yang diformulasikan ke dalam 500 aturan dan larangan, termasuk sangsi-sangsi biadab dalam kasus yang tidak terampuni.

Mereka tidak cakap berkenaan dengan satu agama sah yang dapat diterima dihadapan Allah (Sura 3:19). Mereka telah menjadi orang-orang yang murtad, walaupun pada mulanya mereka menerima secara verbal bagian-bagian yang diinspirasikan dari kitab suci yang disimpan di surga.

Kebingungan mereka memuncak dalam fakta bahwa orang-orang Yahudi, berdasarkan dugaan semata, menyebut Ezra sebagai keturunan Allah, sedangkan orang-orang Kristen mengusik telinga orang Muslim dengan mengklaim bahwa Yesus adalah Putra Allah.

Sejauh yang dipahami orang-orang Kristen, alasan-alasan penolakan Muhammad dan perintahnya untuk menundukkan mereka, akhirnya berfokus pada satu hal saja: baginya, siapapun yang terus percaya pada Anak Allah, adalah obyek kutukan Allah. Dimanapun apabila dimungkinkan, penaklukkan orang-orang Kristen bagi kemuliaan Allah menjadi sebuah tugas yang tidak dapat ditawar-tawar. Muhammad mengumumkan perang terhadap semua orang Kristen oleh karena iman mereka pada Putra Tuhan yang disalibkan!

Sisi praktis hidup sehari-hari bagi kelompok minoritas yang ditaklukkan dapat ditemukan dalam tafsiran dari tulisan Ibn al-Arabi "Ahkam al-Koran" volume I, hal.378, Kairo. Di dalamnya, ia memberikan 15 interpretasi berbeda mengenai ekspresi "mereka harus membayar pajak minoritas dengan tangan mereka sendiri." Berikut ini adalah salah-satu dari versi interpretasi tersebut:

Mereka yang berkewajiban untuk membayar pajak minoritas tersebut, dilarang untuk tampil/menunggangi kuda yang tinggi, tetapi harus datang dengan berjalan kaki, membayar sejumlah (uang pajak) secara langsung dari tangan ke tangan, tanpa menerima ucapan terima-kasih. Jika kurang rendah hati atau kurang ikhlas akan dihukum dengan sebuah pukulan di leher mereka.

Kalangan Muslim liberal akan mengajukan keberatan: ada terlalu banyak ayat di dalam Qur’an yang berpihak kepada toleransi, kesetaraan dan kolaborasi. Muhammad mengatakan:

...Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu...” (Sura 29:46)

وَلا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَهُنَا وَإِلَهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)...

لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Ayat-ayat ini dan ayat-ayat yang serupa di dalam Qur’an hanya sah/berlaku selama Islam merupakan kelompok minoritas dan oleh karena alasan ini Islam membutuhkan toleransi, dialog, penampilan di televisi dan propaganda. Namun segera setelah Islam menjadi kelompok mayoritas, Islam tidak lagi menggunakan toleransi! Dalam situasi ini ayat-ayat yang merujuk kepada hak kebebasan beragama tidak berlaku lagi, dihapuskan dan diganti dengan peraturan-peraturan Allah yang lebih baik. Lalu, satu-satunya hukum yang diakui hanyalah Syariah, yang mengatakan bahwa orang Kristen dan orang Yahudi harus direndahkan hingga ke taraf minoritas yang sangat hina.

Siapapun yang menolak untuk percaya atau menerima fakta-fakta historis dan yuridis ini harus mengunjungi beberapa negara Islam dimana orang-orang Kristen yang mempunyai hak suara jumlahnya kurang dari 10% dari populasi, dan ia akan sangat kecewa. Jutaan orang Kristen menderita turun-temurun di Lembah Nil, di Timur Dekat, di Turki, di Iran, di Asia Tengah dan di Pakistan. Mereka telah berulangkali mengalami gelombang diskriminasi, penghinaan, penindasan dan penganiayaan. Negara-negara yang dulunya adalah negara-negara Kristen telah menjadi 90% islami, atau, di Afrika Utara bahkan 99%, karena krisis keuangan dan diskriminasi terhadap populasi Kristen sangat parah. Murid-murid Kristus di Eropa, Amerika dan Korea harus mengambil tanggung-jawab yang lebih untuk gereja-gereja yang mengalami penganiayaan di negara-negara Islam. Tugas misionari Islam diulang 2 kali dalam Qur’an (Sura 2:193, 8:39).

Perangilah mereka (dengan kekuatan bersenjata) hingga tidak ada lagi penyembahan berhala (secara literal: hingga tidak ada lagi godaan untuk murtad) dan agama Allah memerintah dengan berkuasa.

Ketika mayoritas populasi Kristen di Ambon-Maluku berusaha mencegah penghancuran gereja-gereja mereka dan beberapa Muslim dikabarkan terbunuh dalam perkelahian itu, otoritas Islam di Pulau Jawa mengobarkan apa yang disebut sebagai Perang Suci terhadap para pemberontak. Maka satu demi satu kepulauan Maluku ditaklukkan oleh pejuang-pejuang Muslim. Para Tua-tua dan pendeta disalibkan, para suami dibunuh dan istri-istri serta anak-anak mereka dipaksa masuk Islam. Maka orang-orang fanatik telah memenuhi kewajiban dari Sura 5:33! ("...orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, haruslah mereka dibunuh dan disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri [tempat kediamannya]..."). Media Barat hampir-hampir tidak melaporkan sama sekali gelombang penganiayaan terhadap orang-orang Kristen ini di akhir abad yang lalu. Barangsiapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!

Jawaban dari Injil

Kebencian Muhammad dan antagonisme dari agama Islam ditujukan dengan konsistensi yang sekeras-kerasnya terhadap pengajaran bahwa Yesus Kristus adalah Putra Tuhan (YAHWEH). Oleh karena itu, kita harus sangat memperhatikan fokus spiritual dari Pengakuan Iman Muslim dan menjawab tantangan ini dengan perkataan Yohanes, Rasul Kasih Tuhan (1 Yohanes 2:22-24; 4:1-4). Ia meringkaskan posisinya demikian:

Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup (1 Yohanes 5:12).

Bahkan di dalam Injil, Yohanes secara tidak langsung memberikan sebuah penilaian spiritual mengenai Islam:

Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya" (Yohanes 3:36).

Barangsiapa yang mencari jawaban yang positif dan praktis terhadap monoteisme Islam dalam Injil dan mengharapkan argumen-argumen yang tepat dan menolong terhadap keberatan pada mandat ilahi orang-orang Kristen, akan menemukannya dalam Matius 28:18-20:

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.   Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,   dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Juga pengakuan iman dalam Ibrani 13:8 mengkonfirmasi rahasia Trinitas Kudus sebagai sebuah kesatuan Tuhan yang tiga-manunggal:

Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.

Oleh karena kehadiran-Nya kita hidup, kasih dan penyembahan. Sukacita besar, yang datang ke dalam dunia pada saat kelahiran Kristus, mengusir depresi yang inheren dengan kemuraman monoteisme Islam (Lukas 2:10-11). Simpati yang ditunjukkan Yesus kepada orang-orang yang sakit, teraniaya, dirasuk setan dan para pendosa, mengekspresikan karakter-Nya sebagai Putra Tuhan, penuh kasih, kelembutan dan kerendahan hati. Dalam terang-Nya, citra Allah, kesewenangan Islam yang lalim, mulai memudar. Kemenangan Yesus atas salib menyatakan keadilan Bapa-Nya yang di sorga, yang tetap adil walaupun Ia mengumumkan bahwa kita adalah orang-orang benar tanpa mempedulikan ketidaksempurnaan kita, oleh karena kematian Putra-Nya yang kekasih yang telah menebus kita. Akibatnya, natur Islam sebagai sebuah agama yang mengajarkan keselamatan melalui amal baik, dan ilusi dari sistem keagamaan yang legalistik ini diekspos dengan jelas. Kebangkitan Kristus mengkonfirmasi kekudusan dan ketidakberdosaan Putra YAHWEH dan mengesahkan pengorbanan-Nya yang membawa penebusan dan penyataan hidup kekal.

Yesus hidup! – Muhammad mati!

Klimaks dari kenaikan Kristus adalah penobatan-Nya sebagai Anak Domba Tuhan. Ia duduk bersama-sama dengan Bapa-Nya di tahta, menggenapi pernyataan dalam doa-Nya sebagai Imam Besar: "Kita adalah satu!" (Yohanes 17:22). Tuduhan apapun yang diluncurkan Islam terhadap Putra Tuhan, dihapuskan oleh realitas-Nya yang kekal. Kita tidak boleh takut terhadap orang Muslim dan agama mereka, karena berkat dari Yesus Kristus lebih berkuasa daripada kutuk Muhammad. Lagipula, kasih Yesus memotivasi kita untuk menunjukkan pada para tahanan Islam keselamatan yang telah Putra Tuhan sediakan secara utuh untuk mereka juga. Marilah kita mendoakan mereka, dan percaya bahwa permohonan kita akan dikabulkan!

 

Kuis 3

Pembaca yang kekasih!

Jika anda telah mempelajari tulisan ini dengan teliti, anda dapat dengan mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Barangsiapa yang menjawab 90% dari semua pertanyaan dari tulisan-tulisan yang berbeda dari seri ini dengan tepat, akan memperoleh sebuah sertifikat dari pusat kami di: 

Advanced Studies

In Basic Differences between Islam and Christianity

Untuk menyemangati pelayanan anda di masa depan bagi Kristus. Kami akan sangat menghargai jika anda memuat referensi Qur’an dalam jawaban anda.

1. Apakah arti dari kutuk Muhammad dalam Sura 9:30 terhadap semua pengikut Kristus?

2. Apakah 3 alasan yang membuat Muhammad menolak keilahian status Kristus sebagai Putra Tuhan?

3. Dimanakah ada tertulis di dalam Qur’an bahwa orang-orang Kristen berusaha 7 kali untuk menjelaskan kepada Muhammad bahwa Kristus adalah Putra Tuhan?

4. Apakah arti kata “Subhanahu” ketika Muhammad menolak keilahian status Kristus sebagai Putra Tuhan?

5. Mengapa Muhammad bersyukur karena Allah tidak akan pernah mempunyai anak?

6. Apakah akibatnya menurut Islam jika ada 2 Tuhan?

7. Jika Allah di dalam Qur’an adalah sang pemilik unik dari segala sesuatu, lalu apakah arti posisi Kristus di dalam Islam

8. Jika Allah di dalam Qur’an adalah omnisien dan telah mempredestinasikan segala sesuatu, lalu mengapa Kristus tidak pernah  dapat menjadi Tuhan di sisi-Nya?

9. Mengapa Muhammad mengejek dan berkata, jika Allah mempunyai Putra maka saya akan menjadi orang pertama yang menyembah-Nya?

10. Dimanakah tertulis di dalam Qur’an bahwa mengatakan Allah mempunyai seorang Anak adalah hal yang sangat menjijikkan?

11. Mengapa semua malaikat, manusia dan roh-roh jahat adalah budak-budak Allah, termasuk Putra Maria?

12. Bagaimanakah Muhammad memperingatkan orang Kristen berkenaan dengan perkataan bahwa Tuhan mempunyai Putra?

13. Dimanakah tertulis dalam Qur’an bahwa orang-orang Kristen tidak berada pada agama yang benar dan oleh karena itu harus diperangi dengan senjata?

14. Apakah arti pajak minoritas (Jizyah) bagi orang Kristen dan orang Yahudi?

15. Mengapa Muhammad dalam bagian pertama pelayanan religiusnya mengakui, "Tuhanku dan Tuhanmu adalah satu (sama)?" Mengapa pernyataan ini hanya berlaku dalam situasi dimana orang Muslim adalah kelompok minoritas?

16. Apakah arti kenyataan bahwa Yesus hidup sedangkan Muhammad mati?

Setiap peserta dalam kuis ini diijinkan untuk menggunakan buku apa saja yang dipandangnya baik dan bertanya pada orang yang dapat dipercayai yang dikenalnya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menantikan jawaban tertulis anda termasuk alamat lengkap anda pada surat atau dalam e-mail anda. Kami berdoa untuk anda pada Yesus, Tuhan yang hidup, agar Ia memanggil, mengutus, menuntun, menguatkan, menjaga dan menyertai anda setiap hari dalam hidup anda!

Saudaramu dalam pelayanan-Nya,

Hamba-hamba Tuhan

 

Kirimkan jawaban anda ke:

GRACE AND TRUTH, P.O.Box 1806

70708 Fellbach, GERMANY

Atau melalui e-mail ke:

Info(at)grace-and-truth.net