Lima Pertanyaan Yang Membuat Botak Kepala Muslim
1. Siapa dan dimana Muhammad diangkat sebagai Rasul Allah?
2. Apakah Muhammad dan Muslim dipastikan selamat?
3. Dimana keberadaan Muhammad saat ini?
4. Adakah Allah berbicara kepada Muhammad sama seperti kepada nabi2 lainnya?
5. Manakah ayat dari Quran dimana Allah memberitahukan Muhammad dan umat Arab (bukan umat Israel) bahwa namaNya adalah “ALLAH”?
5.a Manakah ayat paling awal, dimana nama “Allah” muncul di Quran?
JAWABAN SEBENARNYA:
1. Semua Muslim diharuskan sepakat bahwa Muhammad ditahbiskan sebagai Nabi Allah sejak beliau diturunkan wahyu pertama di gua Hira. Bila ini tidak disepakati maka gugurlah 5 ayat pertama dari Al-Alaq (Surat 96, turun di gua Hira) sebagai wahyu, lalu merembet ke ayat-ayat lainnya! TAPI, dalam 5 ayat pertama Al-Alaq yang dibacakan Ruh (Jibril?) itu, tak ada sangkut paut apapun dengan pengangkatan Muhammad sebagai Nabi OLEH ALLAH! (atau bahkan Jibril). HOW COME? Lalu siapa yang angkat Nabi ini? Selidik punya selidik, ternyata Muhammad diangkat oleh istrinya saja (Sirat Ibn Ishaq p.60), dan ini terjadi SETELAH sejumlah ayat-ayat Allah diturunkan, termasuk surat al-Alaq tersebut. Dengan kata lain, jikalau pengangkatan oleh Siti Khadijah itu ABSAH, maka itu berarti 5 ayat pertama dari surat al-Alaq itu BUKAN WAHYU! Dan Muhammad bukan nabi Allah, melainkan nabi istrinya saja!
2. Banyak ayat-ayat Quran yang memberi peluang kepada Muslim untuk naik ke surga.
Tapi bagaimana Allah bisa MEMASTIKAN peluang itu kepada mereka, sementara Allah sudah terlanjur memberi jaminan dan kepastian kepada Muhammad dan semua Muslim MASUK KE NERAKA (go down to hell, QS. Maryam 19:71). Itu adalah KEPASTIAN yang sudah DITETAPKAN Allah SWT! Itu tidak main-main, sekalipun Muslim mencoba mengentengkannya, atau dikarang-karang pelbagai hadis-hadis terobosan yang tidak masuk akal, demi mencoba menina-bobokkan ancaman neraka ini. Muslim pura-pura lupa bahwa Muhammad sendiri tidak tahu akan hal-hal hari depan (Qs.6:50, Qs.7:188), dan dia mengaku terus terang:Aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat (Allah) terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu”(Qs.46:9). Ini wahyu abadi! tapi Muslim lebih mempercayai Hadis Nabinya yang menjanjikan sorga yang diobralkan murah sampai kepada pezinah dan pencuri: “Sesunghuhnya, barangsiapa di antara umatku yang mati, sedangkan dia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, orang itu masuk surga.”
Aku (Abu Dzar) bertanya, “Sekalipun orang itu berzina dan mencuri?”
Jawab Nabi, Ya, sekalipun dia berzina dan mencuri.” (Shahih Bukhari no.647).
3. Semua nabi-nabi sebelum Muhammad sudah ada di sorga. Ini menurut sumber Islam sendiri.
Yesus sudah di sorga, diraibkan Allah ke-sisiNya ketika dia mau disalibkan kaum kafir terkutuk.
Nabi-nabi lain juga sudah dijumpai Muhammad sendiri di sorga. Dijumpai ditingkat langit yang ber-beda-beda ketika beliau ber Mi’raj ke Sidratul Muntaha.
Tapi Muhammad sendiri ADA dimana saat ini? Dalam siksa kubur? Tak ada jawaban Muslim, kecuali sebagian percaya ia ada di alam Barzakh (23:100, Dinding yang membatasi), menunggu Hari Kebangkitan dengan kedatangan Isa Almasih! Kenapa disini Allah jelas-jelas mendiskriminasikan Muhammad ketimbang nabi-nabi lainnya? Apakah karena memang kenabiannya tidak pernah diangkat oleh Allah? Alias nabi hasil angkatan manusia belaka? Orang-orang berakal akan memilih Nabi yang kuburnya kosong, Nabi Yang Hidup, bukan yang mati dalam kubur, dan tak tahu juntrungnya ruhnya ada dimana. Bukankah begitu?
4. Allah ternyata juga tak mau bicara langsung dengan Muhammad kecuali seluruh ayat-ayatNya ditransmisikan lewat Jibril. Muslim lalu berusaha mencari dan “menemukan pembicaraan” Allah secara langsung dengan Muhammad. Mereka mengklaim bahwa hal itu terjadi sesaat di malam Mi’raj di Sidratul Muntaha. Tapi apa kata-kata Allah secara VERBATIM disitu? Muslim tak mampu menjawabnya dengan jelas! Yang jelas Mi’raj itu tak terdapat di Quran. Perkataan di Sidratul Muntaha juga pasti bukan wahyu Quran! Perjalanan Isra’-Mi’raj ke al-Aqsa itu hanya mimpi Muhammad (menurut Aisyah, istrinya), dan Muhammad sudah terbukti berdusta DUA KALI tentang Al-Aqsa.
Pertama tatkala ia berkata bahwa ada mesjid al-Aqsa disana dimana dia sempat bershalat. Padahal “mesjid/bait suci” orang Yahudi sudah dihancurkan tentara Romawi ditahun 70 M dan sejak itu tak ada tempat-suci lagi bagi orang bersembahyang disana.
Kedua, Muhammad masih berbual bahwa Al-Aqsa itu dibangun setelah EMPAT-PULUH TAHUN Baitullah Mekah dibangun oleh Ibrahim (Bukhari, Volume 4, Buku 55, Nomor 636). Tentu ini jadi lelucon terbesar!
5. Manakah ayat dari Quran dimana Allah memberitahukan Muhammad dan umat Arab (bukan umat Israel) bahwa namaNya adalah “ALLAH”? Dan manakah ayat paling awal, dimana nama “Allah” muncul di Quran?
Tak ada Muslim yang mampu menjawabnya! Karena nama itu baru muncul setelah beberapa puluh Surat awal muncul tanpa sebutan ALLAH sekalipun. Awalnya hanya disebut RABB lalu sesekali AR-RAHMAN, baru belakangan muncul nama ALLAH!Nama “Allah” semulatak muncul di Quran pada 30 surat yang paling awal. (mis. a.l. Surat 54, 55, 56, 68, 75, 78, 83, 89, 92, 93, 94, 99, 100, 105, 106, 108, 113, 114 dll.dst…). Kenapa? Karena Muhammad sangat tahu bahwa nama itu adalah nama ilah berhalanya orang-orang kafir (QS.43:87), sebagaimana ayahnya juga kafir dengan nama Abdullah (Abdi Allah). Muhammad mulanya allergi. Dia dalam keragu-raguannya semula hanya mau menyebut Rabb 978 x, Ar-Rahmân 376 x.Baru setelah tak ketemu solusi, maka ia TERPAKSA memakai nama Allah pagan tsb. Dan ini diakui sendiri oleh Dr. Quraish Shihab yang berkata dengan bahasa politis:
Kata “Allah” misalnya, tidak digunakan oleh Al-Quran, ketika pengertian semantiknya yang dipahami masyarakat jahiliah belum sesuai dengan yang dikehendaki Islam (Allah)”.
Kata yang digunakan sebagai ganti ketika itu adalah Rabbuka(Tuhanmu, hai Muhammad). Demikian terlihat pada wahyu pertama hingga surah Al-Ikhlas”. (Membumikan Al-Quran, ‘Selamat Natal Menurut Quran’, p.582).
Sungguh aneh, Allah (dan Muhammad) tersandera oleh ”waktu-semantika” untuk memunculkan namaNya yang Akbar! Padahal Dia-lah Tuhan atas waktu! Akibatnya, Allah harus diam-diam, sembunyi-sembunyi menggulirkan nama yang sudah diketahui umum itu masuk ke dalam Quran! Itu sebabnya nama tsb tidak perlu dan memang tidak dijelaskan lagi oleh Quran begitu munculnya, karena kaum Quraisy memang sudah tahu akan Allahnya. Dan sebagai akibat akhirnya, tak mungkin ada satu Muslimpun yang bisa menjawab mana ayat Quran yang pertama-tama memunculkan nama ALLAH, nama diatas segala nama, yang namun harus menjadi kerdil, tunduk dengan ”waktu-semantika” dan syirik. Nama yang diadopsi dari nama ilah pagan, tinggal SAMA-SAMA di Ka’bah yang sama, dan disembah dengan nama yang sama! Keterlaluan!
MARI KITA DISKUSI SEJENAK SEBAGAI PENUTUP.
Tentu tak ada manusia yang tahu nama pribadi Allah bilamana Allah sendiri tidak memperkenalkannya, bukan? Tetapi sepanjang Kitab-kitab Suci yang ada, hanya nama YAHWEH sajalah yang diperkenalkan Tuhan sendiribagi umat-Nya secara langsung! Tak ada yang lain. Jadi darimana asal nama ilah-ilah lainnya kalau bukan hasil karangan/imajinasi umat para ilah juga?
Diseluruh sejarah agama, nama pribadi Tuhan HANYA dikonfirmasikan kepada seorang Musa (Kel.3: 14 ff). Tidak ada orang lainnya!
YAHWEH,… itulah namaKu untuk selama-lamanya…” (Keluaran 3:15)
“Akulah YAHWEH. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham,
Ishak dan Yakub…” (Keluaran 6:1,2).
“Akulah YAHWEH, Elohimmu…” (Keluaran 20:2, Ulangan 5:6).
YAHWEH telah disebut 6823 kali (!) di Kitab Taurat/Perjanjian Lama. Nama itu kekal selamanya, yang nanti disandangkan kepada Yesus di dunia sebagai YEHSUA, YAHWEH Menyelamatkan. Tetapi amat aneh bahwa tidak sekalipun nama YAHWEH disebutkan atau dikaitkan oleh Muhammad dalam Quran. Bagaimana mungkin Engkau, wahai Kitabim Mubiin(Kitab Nyata,tiada yang tersembunyi di langit dan di bumi, semuanya dalam Lauhul Mahfudz, Qs.27:75)? Tidakkah nama TUHAN telah dipertukarkan oleh manusia? Tidakkah perkara sepenting itu telah terkorup oleh Muhammad yang buta aksara?
AWAS! Quran tidak memperkenalkan nama Allah-Nya kepada Muhammad dan umat Islam! Banyak Muslim tidak sadar bahwa Muhammad melakukan dua kelicikan secara diam-diam:
(a). Menghilangkan nama YAHWEH dan diubah, disesuaikan menjadi ALLAH bagi umat Arab yang pagan, yang nama ilahnya ya ALLAH juga. Ini dilakukan dengan memanfaatkan/memlintirkan kisah Taurat Musa (bagi bani Israel) kedalam konteks Islam di dalam Quran, sbb.
Taurat: “YAHWEH,… itulah namaKu…” (Keluaran 3:15)
Quran: “Sesungguhnya Aku ini adalah ALLAH” (20:14).
Kedua ayat yang berkontras ini terambil parallel dalam konteks yang sama, yaitu tentang kisah Musa ketika berbicara dengan Tuhannya yang bersuara dari api semak belukar. Ini di Mesir diantara bani Israel, bukan di Arab abad ke-7. Jadi Quran tidak pernah memperkenalkan nama Allah kepada orang Arab manapun diabad ke-7, melainkan Muhammad-lah yang membelokkannya dari kisah asli Taurat abad ke 13 Sebelum Masehi!
(b). Muhammad menggulirkan nama Allah ini secara diam-diam kedalam seluruh Quran tanpa berani diperkenalkan secara formal dan terbuka! Akibatnya -- dan buktinya sekaligus -- tidak ada seorang Muslimpun yang tahu mana ayat yang pertama-tama dari Quran yang menyebutkan nama pribadi Allah. Ayat penting itu tidak terlacak! Jadi siapakah ALLAH itu? Dari mana datangnya nama tsb? Dari bumi atau Sorga? Dapatkah nama ALLAH diketahui manusia tanpa dikenalkan oleh Dia sendiri, langsung?
KESIMPULAN:
Masih amat banyak sekali pertanyaan yang membotakkan Ulama Muslim.
Dalam kekusutannya, mereka malah memujikan Quran ini sebagai bermuatan ilahiah yang tidak terselami, ibarat samudra luas yang TIDAK HABIS DIGALI…
Maaf, itu bukan penggalian, melainkan berputar-putar dalam lautan kekusutan yang menodai kesempurnaan Quran sebagai Kitabin mubiin, sekaligus membuktikan apa hakekat sejati dari Quran sendiri menurut QURAN, yaitu:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS.4:82)