Berita CNN Tentang Gay Turut Mendakwa Allah Sebagai Biang Masalah
Diposkan Oleh Readquranday, pada tanggal 31 Mei 2011
Dibawah ini dipetikkan sebagian news yang menghebohkan yang disiarkan oleh CNN dengan judul “Will gays be ‘sacrificial lambs’ in the Arab Spring?” Berita ini tentu saja mencemaskan semua pihak, kecuali mereka yang memang menginginkan kaum gay dibantai sebagai domba-domba kurban. Maka mari kita bersama menyimak secara kritis sejumlah ayat Quran dan mengkaitkannya dengan ayat-ayat Alkitab yang relevan demi pencerahan.
(CNN) – Pergolakan besar yang membawa perubahan politik dan sejumlah demonstrasi yang menyapu banyak negara-negara dunia Arab saat ini, telah mencuatkan harapan dan kebebasan yang lebih besar bagi berjuta-juta orang. Akan tetapi bagi orang-orang gay di Timur Tengah, kejadian tersebut justru sebaliknya mendatangkan rasa ketakutan yang mencekam. Homoseksualitas adalah illegal – yang diharamkan dalam tingkatan tertentu – di kebanyakan negara-negara Arab.
Sebuah laporan tahun 2011 yang dilakukan oleh International Lesbian and Gay Association, diberitakan bahwa homoseksualitas adalah illegal di 76 negara dunia, dimana ada lima negara yang bisa menjatuhkan hukuman mati atas perilaku ini, termasuk diantaranya: Yemen, Saudi Arabia dan Iran. Dibawah resiko ancaman, masih ada juga orang-orang yang tetap berbicara dan melakukan kampanye bagi hak-hak kaum gay di seluruh Timur Tengah.
Sami Hamwi, seorang jurnalis berumur 35 tahun dari Damaskus, adalah seorang editor Syria untuk website Gay Middle East. Tetapi hanya sedikit teman atau familinya yang tahu akan orientasi seksual-nya yang sesungguhnya. Hamwi berkata: “Kami dalam Gay Middle East telah mencoba membentuk sebuah kelompok orang demi membantu kaum LGBT [Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender/Wadam] di Suriah. Sekarang pelayanan ini bergulir.”
Akan tetapi, sambungnya: “Saya sekarang sangat ketakutan. Saya dapat membayangkan bahwa ada sejuta cara yang dapat mereka (otoritas) lakukan, untuk mengenakan sanksi kepada saya jikalau saya tertangkap atau diinvestigasi oleh mereka”.
Hamwi rindu menyaksikan reformasi di Suriah, namun meragukan bahwa betapapun perubahan politik yang terjadi, tetap hal itu tidak akan memajukan hak-hak kaum gay secara berarti. “Para Sheikh tetap akan menekankan hukuman mati bagi orang-orang gay menurut hukum Islam”, demikian katanya...
Haider Ala Hamoudi, seorang expert tentang Middle Eastern and Islamic law di University of Pittsburgh School of Law, USA, berkata, ”sekalipun hukum Islamik terbuka untuk interpretasi-interpretasi yang berbeda, namun ia pada umumnya tetap akan mempertimbangkan pengutukan terhadap homoseksualitas.”
“Tidak semua Muslim akan taat pada pandangan ini, tetapi secara tradisional hukum Islamik akan menempatkan homoseksualitas sebagai hal yang ilegal,” demikian katanya. “Tampaknya telah diterima secara umum bahwa sumber-sumber sakral Islam (seperti Quran dan Sunnah) melarang homoseksualitas,” tambahnya.
Dan Littauer, editor of Gay Middle East yang berkedudukan di London berkata:
“Banyak dari para aktivis gay yang kini berada dalam ketakutan bahwa penindasan nyata yang akan dikenakan pada mereka malahan mungkin akan semakin memburuk…
“Di Syria dan di beberapa negara lain, tampak kecemasan orang-orang gay bahwa mereka akan dijadikan domba-domba-kurban.”…
KETEKORAN ALLAH AKAN KASIH YANG UNIVERSAL
Allah Islam paling dihormati bukan karena mahakasih-Nya kepada manusia, melainkan kebesaran-Nya dalam Allahu Akbar!
Muslim kurang menyadari bahwa sekalipun Allah mereka dielu-elukan kedigjayaan-Nya sampai ke langit, namun apabila Dia tekor dalam kasih yang dapat ditunjukkan kepada umat manusia, maka mahluk-mahluk kecil ini tidak akan merasa beruntung, sekalipun mereka memiliki sang Kaisar perkasa tersebut. Mahluk rapuh seperti Anda dan saya ini pertama-tama justru merindukan relasi bermakna dengan Tuan-nya bagi kelangsungan dan kedamaian hidupnya. Apa bagusnya sebuah Negara Adidaya dan kaya-raya seperti USA-Obama bagi kita, bilamana mereka tidak punya relasi dengan bangsa kita? Bukankah kita malah merasa eneg (ingin muntah) melihatnya? Atau sebaliknya, apa gunanya dia menslogankan gombal-gombalan memuji dirinya, bila hatinya tidak memandang kita sebelah matapun?
Ini analogi untuk kita mahluk kecil rentan, yang tidak cukup diperdengarkan slogan umum dari langit “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” sebanyak 114 kali dalam Quran. Tetapi dimanakah wujud “rahman dan rahim” yang dimaksudkan-Nya? Tentu itu bagi manusia dan tidak untuk diri-Nya, bukan? Lalu kenapa slogan sebuah relasi “rahman dan rahim” dari Allah kepada umat-Nya itu begitu kabur, gamang, retorika, atau terlalu filsafat dan kompleks? Mahluk kecil seperti Anda dan saya sesungguhnya cuma butuh kalimat polos yang paling sederhana: “I love you so much”!
Tetapi adakah Allah ini pernah berkata kepada Anda atau Muhammad: Aku mengasihi dikau? Sayang tak ada sekalipun! Padahal kata polos-sakral itu telah banyak diperkatakan – serta dibuktikan – dimasa-masa para nabi yang terdahulu. Jadi jenis Mahakasih macam apa yang ditawarkan oleh Allah SWT dalam wahyu-Nya yang terakhir? Apakah itu melebihi kasih Tuhan Alkitab sebelumnya? Relasi seintim macam apa yang Allah SWT bisa perlihatkan ketika Ia berjanji kepada umatNya bahwa, “Kami (Allah) lebih dekat kepadanya (umat-Nya) daripada urat lehernya” (50:16)? Bukankah itu hanya sebuah janji yang kosong?
Kalau itu saja tidak bisa dijawab dengan lurus dan terang, maka agaknya Muslim tak ada alasan-pintar (melainkan bodoh) untuk berslogan-ria ber-“bismillaahir rahmaanir rahiim”. Bagi orang yang kritis, adalah haqnya untuk menjadi pengukur dan pendakwa tentang keaslian sosok Tuhan Yang Hidup.
Mari kita baca-baca dengan perenungan:
“Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu”. (Yeremia 31:3)
“Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau” (Yesaya 54:10).
Dan itu didemonstrasikan-Nya secara kasat mata dalam keseluruhan perjalanan Musa dan rombongannya keluar dari tanah Mesir.
Dan Yesus berkata, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. (Yohanes 15:12-13)
Dan itu dibuktikan-Nya dengan telah berkurban diatas salib demi menebus yang mau percaya kepada-Nya. Dan tidak hanya sampai disitu, tetapi diteruskan sampai kepada kesudahan alam:
“Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20)
Sebaliknya Allah Quranik memilih “mengosongkan” kasih-Nya, alias tidak menampakkannya dalam sejarah umat-Nya. Khususnya lagi “melalaikan” kepedulian kepada orang-orang asing, orang tua, anak-anak kecil dan perempuan, kecuali hanya beberapa ayat yang bersifat mengatur-aturkan mereka saja secara fisik. Hadis tentang perempuan malahan memprihatinkan, ketika Muhammad menyamakan kenajisan binatang dengan kaum perempuan, sebagai berikut:
“Salat terbatal oleh seekor anjing, keledai dan wanita.” Najis?
Mungkin saja. Sebab diseluruh Quran yang 6240 ayat itu, bahkan Allah tidak sekalipun merasa perlu dan layak menyebutkan dari mulut-Nya yang kudus itu nama seorang wanitapun, kecuali Maryam yang dianggap kudus! Tak ada sapaan, atau sebutan untuk nama Hawa, Sarah, Ruth, Esther, Elizabeth, atau bahkan Khadijah dan Fatimah dalam kitab kekal Allah di Lauh Mahfuzd. Tetapi sungguh aneh bahwa Allah justru terpaksa mengekalkan nama seseorang wanita yang tidak ada bobot model maupun dampaknya samasekali bagi umat manusia. Dan itu adalah nama isterinya Zaid-Ibn Haritha – nama tanpa substansi sorgawi apapun kecuali harus disebut karena skandal seksual yang berkaitan dengan Muhammad! (Qs.33:37) Agaknya tak ada ulama Muslim yang merasa tersanjung dengan dikekalkannya “nama perempuan yang satu ini” dalam kekudusan dan kemuliaan Induk Al-Kitab di Lauhul Mahfuzd!
DASAR HUKUMAN MATI BAGI KAUM GAY
Sekarang, mari kita baca-baca Quran, sehingga lebih memahami kenapa kaum gay ini harus dikutuk dan ditindas bahkan dibunuh, mengikuti kisah Luth a.s. seperti yang dituturkan Muhammad dalam Surat 26:160-175,
160. Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul,
161. ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa?”
162. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
163. maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
164. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
165. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,
166. dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.”
167. Mereka menjawab: “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir”
168. Luth berkata: “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu.”
169. (Luth berdoa): “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.”
170. Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua,
171. kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.
172. Kemudian Kami binasakan yang lain.
173. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.
175. Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
Anda lihat? Kembali didengungkan bahwa pemusnahan kota-kota ini dilakukan oleh Allah SWT dengan memeteraikan slogan-Nya sebagai “Allah Yang Maha Penyayang”! Tak ada Muslim yang bisa tegak menjawab, Maha-Penyayang yang macam apa yang Allah maksudkan bagi kemanusiaan.
Muhammad tampaknya tidak terlalu paham akan kisah Luth (Lot) yang didengar dengarnya, kecuali kisah rakyat yang beredar dalam garis dongengannya. Banyak sekali detail-detail penting Alkitab yang terkorup hilang, salah urutan, dan nyasar sehingga tuturan Muhammad yang berulang-ulang dalam pelbagai Surat menjadi kabur, tidak logis dan kehilangan konteks (bandingkan dengan Kejadian 11:27,ps 12-14, 18-19). Singkatnya, Lot bukan nabi atau rasul yang pernah diutus oleh Tuhan bersama dan sezaman dengan Abraham. Lot hanyalah keponakan Abraham yang ikut dalam perjalanan besar yang Tuhan utuskan kepada Abraham sejak dari Ur Kasdim ke Kanaan. Kalau tidak demikian, maka Islam akan memborong 3 “nabi” dalam satu zaman Ibrahim, bersama Luth dan Ismail! Mubasir bukan?
Tuhan bahkan sudah merencanakan pemusnahan Sodom dan Gomora sebelum rumah Lot diserbu oleh seluruh geng kota Sodom. Jadi Tuhan membinasakan Sodom dan Gomora bukan karena doa Luth (seperti yang dipahami Muhammad), bukan dengan hujan batu, tetapi hujan api dengan belerang, yang menghanguskan dan menunggang-balikkan seluruh kota, yang disaksikan oleh Abraham sendiri:
“Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu,
dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan” (Kejadian 19: 27-28).
Dan khususnya, hukuman pemusnahan ini bukan karena soal homosekualitas semata (seperti yang dikelirukan oleh Muhammad), melainkan karena dosa-dosa seluruh komunitas disana yang sudah kelewat bejad dan durjana yang tidak bisa lagi diperbaiki. Walau begitu, Tuhan tadinya masih bersedia bersabar dan tidak akan membinasakan Sodom dan Gomora andaikata Abraham – dalam tawar menawarnya dengan Tuhan – betul dapat menampilkan 10 orang benar (dari tawaran semula 50 orang!). Tapi Abraham gagal, dan eksekusi hukuman cardinal-pun tak terhindari lagi.
Ulasan ini diberikan untuk memberi pencerahan bahwa sesungguhnya dasar dari hukum Islam untuk menindas para gay dan wadam, apalagi menghukum mati mereka, adalah berasal dari hasil dengar-dengaran yang kacau dan salah dari Muhammad. Siapakah yang boleh membunuh orang yang terlahir cacat atau yang dianggap “tidak normal” seperti gay ini (dalam orientasi seksualnya)? Apakah yang disebut n-o-r-m-a-l? Bukankah spanduk yang terpampang di depan artikel ini seolah mempertanyakan normal-nya seks Muhammad, dan para ulama lainnya, yang diam-diam berpoligami dan berzinah tanpa terkena hukuman? Kita harus jujur bahwa “being homosexuality” tidak boleh dipukul ratakan sama dengan “practicing homosexuality”. Yang satu diberi (given) diluar control dan kehendaknya, yang lain perbuatan yang bisa dikontrol. Dan untuk Islam seharusnya ditambahkan lagi 4 saksimata untuk “aktifitas ngeseks yang paling inti”, sebelum hal itu bisa dihukum sebagai illegal. Lalu gesekan badan atau organ yang sampai mana baru bisa disebut “zinah-gay”?
Kita sangat prihatin atas begitu banyak kisah-kisah Quran yang dihasilkan dari dengar-dengaran yang salah dari Muhammad. Tetapi segera menjadi lebih prihatin lagi ketika itu diangkat menjadi hukum-aktif yang kejam dan tak masuk akal dengan mengatas-namakan Allah. Bagaimana mungkin Muslim berakal tidak memeriksa bahwa dari petikan sumber kisah yang sama (tadinya), yang satu menelorkan hukum terror yang menakutkan humanitas, sedang yang lain menghasilkan hukum kasih yang paling diperlukan bagi dunia yang angker ini?
TUHAN ELOHIM DALAM KELIMPAHAN KASIH-NYA
Tuhani Alkitab sejak dahulu telah menyapa dan mengasihi semua golongan masyarakat, bahkan sampai kepada orang-orang asing dan para wadam (!), yaitu orang yang terlahir tanpa kejelasan identitas gender-nya (kelamin). Kepada setiap warga perempuan, kaum tua-tua, kanak-kanak, orang-orang asing, hamba sahaya, dan para gay dan wadam, diberikan janji berkat yang mengharukan, melebihi pemahaman manusia. Bacalah baik-baik seperangkat janji Tuhan yang tiada tara ini kepada umat-Nya. Anda tidak akan lagi menemui Tuhan yang sedemikian merelasikan diri-Nya dengan Anda. Bagi yang berakal, kualitas dan otoritas demikian menjadikan Pemiliknya absah sebagai Tuhan diatas segala allah-allah selainnya!
Kepada perempuan,
“Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukan-nya (perempuan) ini akan disebut juga untuk mengingat dia.” (Markus 14:8-9)
Kepada sang tua-renta,
“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan (bahkan) sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu”. (Yesaya 46:4)
Kepada kanak-kanak
“Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka:
“Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Tuhan”
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Tuhan seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”
Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka”. (Markus 10:13-16)
Kepada orang-orang asing
“Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” (Yesaya 56:6-7)
Kepada hamba sahaya
“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yohanes 15:14-15).
Kepada kaum wadam
“Janganlah orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN berkata: “Sudah tentu TUHAN hendak memisahkan aku dari pada umat-Nya”; dan janganlah orang kebiri (wadam) berkata: “Sesungguhnya, aku ini pohon yang kering.”
Sebab beginilah firman TUHAN: “Kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari Sabat-Ku dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, kepada mereka (wadam) akan Kuberikan dalam rumah-Ku dan di lingkungan tembok-tembok kediaman-Ku suatu tanda peringatan dan nama – itu lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan – suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka.” (Yesaya 56:3-5)
Konfirmasi oleh Yesus dan Roh Kudus
Dan ini semua dikonfirmasi oleh Injil dengan menempatkan para wadam satu pihak dengan “pihak terhormat” lain yang mana saja. Mereka tidak “di-illegal-kan”, tidak diharamkan atau dikenakan fatwa mati. Sebab keberadaan-wadami (being gay) yang mereka peroleh dari gen sejak lahir tidak menjadikan mereka otomatis najis, selama perilaku-wadami (practicing gay) tidak mencemari kehidupannya sehari-hari! Itu sebabnya mereka sama dilayakkan Tuhan Yesus untuk menerima pembaptisan kudus dan disambut dalam Kerajaan Sorga…
“Ada orang yang tidak dapat kawin (eunuch, wadam) karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian (wadam) oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian (wadam) karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.”
“Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida (eunuch, wadam) itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita”.
(Matius 19:12, Kisah Rasul 8:38-39)
Sumber: bacabacaquran.com