Apakah Al Qur’an itu Terpelihara?
Al Qur’an membuat klaim ini:
"Sesungguhnya, kamilah yang menurunkan Peringatan, dan sesungguhnya, kamilah yang menjaganya." Q15:9
Menurut para ahli tafsir Islam seperti Ibn Kathir, Peringatan ini adalah Al Qur’an karena hanya beberapa ayat sebelumnya dalam Surah yang sama kami membaca:
"Mereka berkata, ‘Kamu, yang Peringatan diturunkan, kamu sesungguhnya telah dirasuk'." Q15:6
Umat Islam berkata bahwa, “Kamu, yang Peringatan diturunkan,” mengacu pada Muhammad dan karena itu Peringatan yang disebut di sini pasti adalah Al Qur’an. Umat Islam menyimpulkan bahwa ini adalah janji Allah bahwa Al Qur'an tidak dapat dicemarkan dan "dijaga secara akurat hingga saat kini".
Sebagian apologis Kristen menyatakan bahwa Peringatan ini mengacu pada firman Allah, termasuk yang diwahyukan dalam Alkitab. Umat Islam biasanya menolak klaim ini dan mengatakan bahwa Allah hanya menjaga Al Qur’an. Dengan mempertimbangkan segala yang dikatakan Al Qur’an tentang Kitab Suci orang Yahudi dan Kristen, kita dapat berargumen kuat bahwa Al Qur’an mengasumsi (menganggapi) bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen sungguh memiliki wahyu yang asli dan tidak tercemar (lihat artikel ini). Namun, karena umat Islam sering kali tidak mahu menerima argumen ini, tujuan tulisan ini adalah menunjukkan bahwa posisi mereka menyebabkan serangkaian masalah logika yang serius. Karena itu, demi argumentasi saya akan mengikuti klaim umat Islam ini, dan menelaah apakah kesimpulan dari penafsiran ini jikalau dikaji dengan keyakinan-keyakinan Islam yang lain.
Di ayat-ayat lain pula, Al Qur’an membuat klaim ini tidak dapat dicela:
Yang tidak datang kepadanya (Al Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Q41:42
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. Q4:82
Pada saat yang sama, umat Islam percaya bahwa ada ayat-ayat di dalam Al Qur’an yang mengatakan bahwa Wahyu-Wahyu yang lebih awal kononnya sudah tercemar:
"Hai rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi, (Orang-Orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong, - dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka merubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan, 'Jika diberikan ini (yang sudah diubah-ubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah; dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah!' Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar," Q5:41;
Akan tetapi, Al Qur’an memerintahkan umat Islam untuk percaya kepada Wahyu-Wahyu yang lebih awal:
Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu (Muhammad), dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Q2:4
Rasul (Muhammad) telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan) :
“Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa) : “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. Q2:285
Katakanlah : “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub, dan anak-anaknya dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri”. Q3:84
Wahyu-Wahyu yang lebih awal termasuk antara lain:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerang)" ... Q5:44
"Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh." Q21:105
"Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerang), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa." Q5:46
Berikut ini adalah ringkasan dari klaim-klaim Al-Qur'an yang disajikan sejauh ini:
- Al Qur’an terpelihara.
- Wahyu Allah sebelum Al Qur’an termasuk Kitab Taurat, Zabur, dan Injil.
Kitab-Kitab ini merupakan bagian yang besar dari Alkitab.- Al Qur’an, Kitab Taurat, Zabur, dan Injil semuanya adalah Firman Allah.
- Firman Allah tidak pernah berubah.
- Wahyu-Wahyu sebelum Al Qur’an 'sudah tercemar'.
- Walaupun umat Islam percaya bahwa Kitab-Kitab sebelumnya ini adalah Wahyu asli dari Allah, namun mereka harus hanya mempercayai Al Qur’an sebagai wahyu yang terakhir dan satu-satunya yang terpelihara.
Kita sekarang akan menangani logika ini:
- Al Qur’an, Kitab Taurat, Zabur, dan Injil semuanya adalah Firman Allah.
- Kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang sekarang sudah 'tercemar'.
- Firman Allah yang terakhir, Al Qur’an, terpelihara.
Kesimpulan pertama: Sebagian Firman Allah tercemar.
Kesimpulan kedua: Sebagian Firman Allah terpelihara.
Berdasarkan generalisasi di atas kita dapat membuat argumen-argumen di bawah ini sebagai kesimpulan:
Dasar pikiran utama: Sebagian Firman Allah tercemar.
Dasar pikiran kedua: Al Qur’an adalah Firman Allah.
Kesimpulan: Al Qur’an mungkin tercemar.
Atau kita dapat melakukannya dengan cara lain:
Dasar pikiran utama: Sebagian Firman Allah terpelihara.
Dasar pikiran kedua: Kitab Taurat, Zabur, dan Injil adalah Firman Allah.
Kesimpulan: Kitab Taurat, Zabur, dan Injil mungkin terpelihara.
Masalah Utama
Karena Allah memperkenankan Wahyu-Wahyu-Nya yang lebih awal untuk dicemarkan oleh manusia yang lemah, maka disimpulkan salah satu asumsi di bawah ini tentang Allah:
- Allah adalah Tuhan yang lemah; Ia tidak dapat melindungi Wahyu-Wahyu-Nya yang lebih awal. Allah makin lama menjadi makin berkuasa, karena konon Ia sekarang mampu melindungi wahyu-Nya yang terakhir, Al Qur’an.
- Allah tidak peduli bahwa orang-orang disesatkan oleh wahyu-wahyu palsu. Namun Ia tetap akan menghukum orang-orang dengan api neraka karena mereka mengikuti Wahyu yang tercemar sekalipun mereka mungkin tidak menyadari bahwa Allah memperkenankannya untuk dicemarkan. Itu berarti Allah tidak adil.
Berdasarkan kesimpulan di atas, bagaimana kita dapat percaya bahwa Al Qur’an terpelihara jika tiga Wahyu lainnya tercemar? Bagaimana seseorang dapat percaya bahwa Allah tidak gagal melindungi wahyu-Nya yang konon terakhir, Al Qur’an, padahal Ia terlalu lemah untuk mencegah pencemaran Wahyu-Wahyu-Nya yang lebih awal?
Mungkin Allah perlu mengirim wahyu yang kelima? Mungkin Ia sudah menurunkan buku kelima ini, dan ini adalah wahyu yang diberikan kepada Baha’ullah, pendiri kepercayaan Baha’i?
Lebih penting lagi, bagaimana umat Islam Islam merekonsiliasi posisi mereka dengan klaim Allah di dalam Al Qur’an bahwa “tidak ada perubahan firman Allah”?
Umat Islam, anda harus membuat keputusan dan memilih salah satu alternatif ini:
- Al Qur’an terpelihara dan Wahyu-Wahyu yang lebih awal adalah tercemar. Dalam kasus ini, Allah adalah lemah atau tidak adil. Itu satu-satunya penjelasan untuk pemeliharan Al Qur’an dan pencemaran Wahyu-Wahyu-Nya yang lebih awal.
- Al Qur’an tercemar seperti Wahyu-Wahyu lain. Maka anda sebaiknya tidak membaca Al Qur’an karena anda tidak membaca Wahyu-Wahyu lain yang tercemar, atau mungkin anda sebaiknya membaca Wahyu-Wahyu lain yang tercemar, sama seperti anda juga bertekad membaca Al Qur’an yang tercemar.
- Al Qur’an terpelihara, dan Wahyu-Wahyu yang lebih awal juga terpelihara. Itu berarti anda sebaiknya membaca sendiri Wahyu-Wahyu otentik ini (AlKitab/Bibel/Kitab Suci Injil).
- Al Qur’an tercemar namun Wahyu-Wahyu yang lebih awal adalah terpelihara. Jelas, anda sebaiknya meninggalkan Al Qur’an dan membaca AlKitab/Kitab Suci Injil.
Tunggu sebentar, saya belum selesai.
Kalau anda memilih jawaban nomor 3, maka anda akan menghadapi masalah lain. Al Qur’an juga menkontradiksi Wahyu-Wahyu yang lebih awal ini dalam banyak hal penting. Itu berarti bahwa Al Qur’an adalah wahyu palsu yang tidak mungkin berasal dari Allah karena Allah tidak membuat kerancuan. Ia tidak mungkin menurunkan sebuah wahyu yang menkontradiksi atau bercanggahan dengan Wahyu-Wahyu-Nya yang lebih awal!
Jika anda tidak menyukai alternatif-alternatif ini, silahkan memberitahu saya:
Apakah yang anda pikir salah dengan pengamatan dan kesimpulan saya di atas?
Bila anda tidak dapat menerima dasar-dasar pikiran saya dan karena itu menolak kesimpulan saya, maka:
BUKTIKANLAH KEPADA KAMI BAHWA AL QUR’AN MASIH TERPELIHARA.
Anda harus melakukannya secara rasional tanpa mengutip daripada Al Qur’an karena itu hanyalah mengulangi klaim, dan bukan merupakan bukti yang kukuh, atau mencoba membuktikan bahwa Wahyu-Wahyu yang lebih awal sudah tercemar karena itu sama sekali tidak membuktikan bahwa Al Qur’an tidak tercemar, atau menyebut mujizat-mujizat 'saintifik' (yang saya anggap palsu) di Al Qur’an. Saya ingin anda menyelesaikan masalah filsafat yang digarisbesarkan di atas.
Tunjukkanlah kepada saya secara logis dan rasional bagaimana klaim umat Islam tentang Al Qur’an yang terpelihara dengan sempurna dan tuduhan mengenai pencemaran Wahyu-Wahyu Allah yang lebih awal bukan merupakan suatu penghinaan kepada keadilan Allah yang sempurna dan kuasa-Nya yang agung.