Apakah Benar Nabi Ibrahim Pernah Berkunjung ke kota Mekah?
Pandangan bahwa Sayidina Ibrahim pernah berkunjung ke kota Mekah berdasarkan kepada ayat al-Quran berikut :
Surat Ali 'Imran (3): 96
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun (untuk tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia."
Kisah ini diperkuatkan lagi dalam :
Sahih Bukhari Jilid 4, buku 55, nombor 583 :
Dikisahkan oleh Ibn Abbas:
"Sayidina Ibrahim membawa Siti Hajar dan anaknya Ismael yang masih menyusu ketempat dekat Ka’abah dibawah pohon dilokasi Zam Zam, diposisi tertinggi dari rumah Allah. Pada saat itu tidak ada orang di Mekah, begitu pula tidak ada air.
Sayidina Ibrahim kembali tidak menjumpai Ismael dalam jangka waktu yang telah ditentukan Allah dan kemudian berusaha untuk menemui Ismael kembali. Kali ini Sayidina Ibrahim melihat Ismael dibawah pohon di Zam Zam, sedang menajamkan anak panahnya. Ketika Ismael melihat Sayidina Ibrahim , dia berdiri dan menyambutnya. Sayidina Ibrahim berkata, 'Oh Ismael, Allah telah memberi perintah kepadaku." Ismael berkata, "Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu." Sayidina Ibrahim bertanya, "Apakah engkau mau membantuku?’. Ismael berkata, "Aku akan membantumu". Sayidina Ibrahim berkata, "Allah telah memerintahkan untuk membangun sebuah rumah disini (Ka’abah)." Kemudian mereka mulai membangun rumah tersebut. ……."
Apakah claim (yaitu tuntutan) bahwa Sayidina Ibrahim pernah ke Mekah bahkan membangun Ka'abah ini benar atau pun sah?
Marilah kita cuba juga lihat dari sumber-sumber Islam yang lain.
Pertama :
Perhatikan petikan dari buku:
Sirah Ibnu Ishaq Kitab Sejarah Nabi Tertua, Muhammadiah University Press, Jun 2002, Jilid 1, halaman 15 - 16.
Petikan ini mengisahkan raja Abu Karib Tiban As’ad yang berasal dari Yaman yang saat itu melakukan perjalanan ke Yathrib.
Halaman 15 :
"Tubba menulis baris-baris berikut tentang perjalanannya, apa yang dia lakukan terhadap Madinah dan Ka’bah, ……."
Dalam salah satu baris syairnya yang terdapat di halaman 16 :
"Aku tidak tahu tentang adanya kuil yang murni
Yang dipersembahkan untuk tuhan di lembah Mekah..."
Raja ini adalah ayah dari Dzu Nawas yang menyerang kaum Kristian Najran pada tahun 523 M (Sejarah Hidup Muhammad Sirah Nabawiyah, Robbani Press, Mei 2002, Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, halaman 36).
Jika kita andaikan bahwa raja Abu Karib Tiban As’ad telah melakukan perjalanan ke Madinah dan Mekah 70 tahun sebelumnya, bererti perjalanan terjadi pada sekitar tahun 450 M.
Dan pada tahun 450 M, Ka'abah di Mekah tidak dikenali oleh seorang Pemerintah dari wilayah Yaman!
Sangat janggal dan aneh sekali, padahal menurut al-Qur'an, Ka'abah telah dibangun oleh Sayidina Ibrahim dan Ismail yang hidup sekitar 1900 SM - 2000 SM, kenapa pula bangunan itu tidak dikenal pada tahun 450 M??
Kedua :
Tentang waktu pembangunan Ka'abah.
Dipetik daripada tafsir Ibn Kathir mengenai Surah 3 : 96 yang boleh diperolehi daripada http://www.tafsir.com/default.asp?sid=3&tid=8799
Imam Ahmad recorded that Abu Dharr said; "I said, `O Allah's Messenger! Which Masjid was the first to be built on the surface of the earth' He said, `Al-Masjid Al-Haram in Makkah.' I said, `Which was built next' He replied `Al-Masjid Al-Aqsa in Jerusalem.' I said, `What was the period of time between building the two' He said, `Forty years.'
Terjemahan bebas :
Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Dharr berkata; "Aku berkata, "Ya Rasulullah, masjid mana yang pertama dibuat didunia ini?. Dia berkata, "Al-Masjid Al Haram (di Mekah)". Aku berkata, "Mana yang dibangun setelah itu?". Dia menjawab, "Al-Masjidil Al-Aqsa (di Yerusalem/Baitulmuqaddis)". Aku berkata, "Berapakah jangka masa antara pembangunan kedua bangunan itu?" Dia berkata, "Empat puluh tahun"
Menurut perhitungan :
Sayidina Ibrahim dan Ismail hidup sekitar tahun 1900 SM – 2000 SM.
Raja (Nabi) Sulaiman, yang telah membangun bait Allah di Yerusalem (Baitulmuqqadis) hidup sekitar 1000 SM - 950 SM.
Jadi ada perbedaan jurang waktu sebanyak 1000 tahun antara Ibrahim dan Ismail (yang membangun Masjidil Haram) dengan Raja Sulaiman (yang membangun Bait Allah di Yerusalem/Baitulmuqaddis).
Jadi BAGAIMANAKAH boleh dikatakan perbedaan waktu di antara kedua-duanya Baitullah itu hanya 40 tahun??
Lebih-lebih lagi, nampaknya nabi Muhammad telah mengalami masalah disorientasi waktu apabila beliau merangkai cerita Sayidina Ibrahim dan raja Sulaiman!
Ketiga :
Makanya tidaklah sedikit pun mengherankan terdapat pakar dan ilmuwan Islam sendiri yang meragukan kisah pembangunan Ka'abah oleh Sayidina Ibrahim . Lebih lanjut petikan dari tokoh Islam moden tentang hubungan Ismail dan Arab sebagai berikut :
Dr. Taha Husayn, seorang profesor dari Mesir, pendapatnya dipetik dalam buku "Mizan al Islam karya Anwar Jundi", halaman 170 :
"Dalam kasus cerita Sayidina Ibrahim dan Ismail membangun Ka'abah cukup jelas, cerita ini muncul belakangan disaat Islam mulai berkembang. Islam mengeksploitasi kisah ini untuk tujuan dan kepentingan agama/politik."
Siapakah DR.Taha Husayn?
Dipetik daripada :
Encyclopaedia Britannica edisi 2003
Sub Topik : Taha Hussein
Terjemahan bebas :
Lahir Nov. 14, 1889, Maghaghah, Mesir
Meninggal dunia pada Oct. 28, 1973, di Kaherah
Tokoh yang menonjol dalam khazanah Mesir modern …..Pada tahun 1902 dia telah belajar di Al-Azhar, Kairo …… Pada tahun 1908 dia masuk Universiti Kaherah dan di tahun 1914 menjadi orang pertama yang meraih gelar doktor …… Taha menjadi professor Kebudayaan Arab di Universitas Kaherah, kerjayanya dipenuhi dengan gejolak kerana pandangan-pandangan kritiknya yang sering membuat marah puak Islam ortodoks. ….Tahun 1926 dia menerbitkan bukunya "On Pre-Islamic Poetry", dalam buku ini dia menyimpulkan beberapa syair-syair yang dinyatakan pra-Islam sebetulnya adalah pemalsuan oleh umat Muslim kemudian kerana beberapa alasan, salah satunya adalah untuk memberikan autoriti/kewibawaan kepada Al-Qur’an. Kerana buku ini, dia telah dituduh sebagai "kafir". ….. Taha kemudian menyandang jabatan sebagai Menteri Pendidikan Mesir di antara tahun 1950 – 1952 …..
Maklumat tambahan :
Perjalanan Sayidina Ibrahim Dari Kota Ur-Kasdim ke Tanah Perjanjian Berdasarkan Alkitab
Menurut buku 'Atlas of the Bible: with A-Z Guide to Places' terbitan Penerbit Eerdmans, perjalanan Sayidina Ibrahim dari kota Ur-Kasdim ke tanah perjanjian (yang berakhir di Hebron) ternyata TIDAK menunjukkan bahwa route perjalanan Sayidina Ibrahim tersebut melalui kawasan Arab Saudi atau pun kota Mekkah. Perjalanan Sayidina Ibrahim di mulai dari kota Ur, di tanah Khaldea, kemudian menuju ke arah barat-laut, yakni Haran di sebelah tenggara Turki atau masih di sebelah timur Sungai Euphrates dan kemudian dari sana berbelok menuju ke arah barat daya menuju Hebron (tanah Kanaan).
Dari route perjalanan tersebut, nampaknya Sayidina Ibrahim tidak melalui daerah Arab Saudi, khususnya kota Mekkah. Anehnya, umat Islam membuat tuntutan bahwa Sayidina Ibrahim (Abraham) pernah berada di Mekah. Apakah memang ada bukti (dari Kitab Suci) bahwa Ibrahim memang pernah tinggal (lewat) di Mekkah?
Perlu diketahui, kota Haran berbeda dengan padang pasir Paran. Padang Paran (Desert of Paran) DAN juga bukan terletak di daerah atau wilayah Arab Saudi, melainkan di daerah Sinai (wilayah Mesir).
Memang secara logik, kalau Sayidina Ibrahim diminta oleh Allah untuk meninggalkan kota kediamannya (Ur) menuju ke tanah Kanaan, maka posisi tanah Kanaan memang berada di arah barat dari Ur. Sementara, kota Mekah terletak di sebelah barat daya dari kota Ur. Oleh kerana Sayidina Ibrahim melakukan perantauan (nomadik), maka sangat mungkin baginda akan memilih jalan dekat sungai Euphrates dan akhirnya berhenti sementara di kota Haran. Di kota Haran ini, ayah Sayidina Ibrahim, Terah, telah meninggal dunia.
Sementara Padang Paran, tempat di mana Ismael dan ibunya tinggal, berada di daerah Sinai. Padang Paran ini juga pernah dilewati oleh bangsa Israel ketika melakukan penghirjahan keluar dari Mesir, kembali ke tanah Kanaan.
Jadi, secara Al-Kitabiah, tidak ada bukti kukuh, bahwa Sayidina Ibrahim pernah melalui atau pun tinggal di kota Mekah. Tempat-tempat yang dilewati Sayidina Ibrahim adalah seperti berikut :
1. Berangkat dari Ur-Kasdim (Kej 11:31)
2. Sampai di Haran (Kej 11:31) Ayah Sayidina Ibrahim, Terah, wafat di Haran.
3. Sampai di Sikhem (Kej 12:6)
4. Sampai pegunungan sebelah Timur Betel. (Kej 12:
5. Sampai ke tanah Negeb (Kej 12:9) Ketika ada kelaparan di negeri itu, Sayidina Ibrahim pergi ke Mesir.
6. Sampai di Mesir (Kej 12:10)
7. Kembali ke tanah Negeb (Kej 13:1)
8. Menuju ke Bethel (Kej 13:3) Sayidina Ibrahim pernah membuat mezbah di Bethel (Kej 13:4). Bethel = Beth-el (Beth = rumah, El = Allah)= Baitullah
9. Pindah ke Mamre, dekat Hebron (Kej 13:1
10. Sayidina Ibrahim diberkati anaknya Ismael ketika di Kanaan (Kej 16:3)
11. Sayidina Ibrahim ke tanah Negeb (Kej 20:1) 9
16. Sayidina Ibrahim ke tanah Moria (Kej 22:2)
17. Sayidina Ibrahim pergi dan tinggal di Bersyeba (Kej 22:19) Sara nampaknya tetap tinggal di Hebron.
18. Sara wafat di Hebron (Kej 23:2)
19. Sayidina Ibrahim dimakamkan di gua Makhpela (Hebron) (Kej 25:9)
Catatan: Dalam Al-Kitab ada kota/tempat yang bernama Maakha, yaitu sebuah kota kecil di sebelah tenggara gunung Hermon (dan gunung Hermon ini terletak di sempadan Lubnan dengan Syria). Namun berdasarkan lokasinya, kota Maakha ini sama sekali tidak boleh disamakan dengan Mekkah di Arab Saudi.