Aku Akan Murtad Jika YESUS itu Tuhan!

 

 

Q. SAYA MUSLIM. TUNJUKI SAYA AYAT DIMANA YESUS BERKATA:
“AKU TUHAN, SEMBAHLAH AKU”? MAKA SAYA AKAN SEGERA MURTAD, DAN JADI PENYEMBAH YESUS.


A. INILAH contoh kata-kata angkuh yang sering kita dengar, yang sekalihus membenarkan pernyataan Dr Billy Graham ketika beliau berkata: “Our society strives to avoid any possibility of offending anyone – except God” (Masyarakat kita berjuang keras menghindari setiap kemungkinan untuk menghina seorang  yang lain – kecuali Tuhan)

Maaf. Tantangan Q dari Anda itu bukan hanya arogan, tetapi juga kebodohan. Dua pandangan dan nasihat agar anda tidak sesumbar arogan dan bodoh disini.

1. Seseorang yang tidak mengumumkan sesuatu dari propertinya bukanlah berarti bahwa dia tidak memiliki properti tersebut. Jikalau anda seorang bapak yang tidak mengumumkan kepada anak-anakmu : “Aku ini laki-laki”, maka apakah kelaki-lakian Anda menjadi tidak sah, alias bukan laki-laki?

2. Dan anda begitu rentan murtad dan gampang menyangkal iman anda? Seharusnya anda berikrar kepada Allah-mu bahwa Yesus, nabi atau agama lain manapun yang mengatakan apapun, anda tidak akan bergeming dari iman Islam anda! Syahadat “tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah” adalah harga mati! Itu baru menjadi Muslim sejati yang Allah layakkan.

Muslim terjebak dan tersesat dalam 5 fallacy, kesalahan cara bernalar dan berargumentasi.

Fallacy pertama. Ratusan kali dalam Alkitab, Yesus telah berkata dan bertindak dalam kapasitas Firman dan adikodrati ilahiah melebihi manusia dan nabi manapun. Namun Muslim tidak mau melihat ini, melainkan mencari satu kutu-busuk, bersesumbar menantang  Yesus kalau-kalau Dia ada mengucapkan satu kalimat verbatim yang mereka tentukan sendiri bagi Yesus. Muslim tak sadar bahwa seorang Tuhan tidak harus – dan pasti tidak mau -- membeo kalimat verbatim made by Muslim untuk membuktikan diriNya Tuhan semesta.

Sebegitu anda menantang seperti itu, segera orang tahu bahwa anda tak tahu siapa Yesus itu, dan tidak membaca InjilNya. Bukankah dalam Injil, ahli Taurat dan kaum Farisi – seperti juga anda kini-  telah dijuluki  Yesus sebagai “angkatan jahat” yang juga sudah pernah menantang Yesus untuk memperlihatkan satu TANDA, agar mereka baru bisa percaya kepadaNya ?

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” (Mat 12:38-39) … sesungguhnya yang ada di sini (Yesus) lebih dari pada Yunus! (ayat 41) … dan sesungguhnya yang ada di sini (Yesus) lebih dari pada Salomo!" (ayat 42).

 

Yesus dan nabi mulia manapun  mustahil mau dikerdilkan oleh angkatan orang jahat ini dengan melayani keinginan mereka yang mau melihat kebesaran dan kemuliaan tandaNya. Apalagi jikalau tuntutan terhadap tanda ini dan itu HARUS menurut frasa verbatim yang mereka sendiri inginkan. Anda yang menolakNya samasekali tidak akan diberi apa-apa, justru sebaliknya, apa-apa yang telah anda punyai akan diambil habis. Anda akan ditinggalkan, dan murtad anda juga tidak dibutuhkan Yesus:

“Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya” (Mat 13:12).

 

Sebaliknya, banyak cara dan frasa lain yang justru sudah Dia sodorkan menurut caraNya demi untuk menyatakan diriNya sebagai Tuhan yang mulia. Tanpa menyebutkan gelar resmi diriNya “Akulah Penakluk Syaitan”, tetaplah Yesus sudah menaklukkan semua setan menuruti apa yang Dia hardik-kan dengan kata-verbatim yang lain:

"Diam, keluarlah dari padanya!" (Mrk 1:25, Luk.4:35). Dan setanpun terusir!

Bukti dari ketuhanan Yesus bukan dengan membeo nafsu orang fasik dengan berkata: “AKU Allah, Sembahlah aku”,  sebab setanpun bisa menjadi al-Ilah dengan menipu (Yoh 8:44; 2Kor 11:14).  Yesus sudah  membuktikan jati diri dan mahakuasa-keilahianNya sampai kepada titik dimana Dia tidak bisa tidak terpaksa harus “disetarakan” sebagai Tuhan yang mutlak. Maka terjadilah perbantahan diantara umat manusia sendiri yang saling ber-antagoni. Dan hal inipun sudah dinubuatkan oleh Simeon --seorang tua yang benar dan saleh yang dituntun oleh Roh Tuhan-- untuk bertemu dengan Maria dan bayinya di Bait Tuhan, demi untuk bernubuat tentang “tanda perbantahan” umat manusia:


"Sesungguhnya Anak ini (Yesus) ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu (Maria) sendiri-- supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."(Lukas 2:34-35).   

Muslim tak sadar bahwa Yesus punya sejuta cara dan kata untuk mengklaim diriNya Tuhan. Dia sendiri adalah Firman/Kalimat Allah, kok Anda cecere bisa membatasi caraNya serta mensyaratkan “firman” Anda sendiri atasNya?

Fallacy kedua. Nah, dikala Muslim merasa bahwa Yesus sudah TERLANJUR LUAS dituhankan dari yang bukan Tuhan – dan itu adalah dosa syirik terbesar Islam yang tak terampuni--  maka mereka justru harus menantang Yesus dengan cara yang terbalik demi menghentikan kesesatan syirik yang telah meracuni dunia ini. Yaitu menuntut agar Yesus Kristus dalam InjilNya memproklamirkan kepada dunia: “AWAS! AKU BUKAN TUHAN, JANGAN SEMBAH AKU”! Tuntutan kritis untuk menyelamatkan milaran umat tersesat Kristani ini tentu semiliar kali lebih urgent dan benar (!) ketimbang tuntutan “AKU TUHAN, SEMBAHLAH AKU”.

Dalam Islam, melanggar seruan “sembah Aku” tidak serta merta membuat si pelanggar masuk neraka karena dosanya masih terampuni. Namun pelanggar seruan “Jangan sembah Aku” – dan itu sudah terjadi pada miliaran manusia pelanggar dimuka hidung-- dipastikan dosanya tak terampuni dan binasalah mereka selamanya. Itu yang sejatinya harus ditantangkan oleh Muslim, sebab Yesuspun pasti tidak akan membiarkan miliaran pengikutNya tersesat dalam kesyirikan (dengan mentuhankan diriNya), jikalau Ia bukan Tuhan!

Jadi, apakah Yesus di Injil pernah sekalipun menolak atau melarang  tatkala dirinya disebut Guru, Tuhan, God, atau tatkala disembah oleh pelbagai pengikutNya? NOL! Sebaliknya yang ada…

Kalau begitu kenapa Muslim sedunia sepakat “me-rejeksi” tantangan ‘jangan sembah Aku’ namun mengadopsi tantangan ‘sembahlah Aku’? Saya hanya bisa menjawab 2 hal. Bahwa manusia memang bisa ramai-ramai sepakat untuk menipu dirinya sendiri. Dan selebihnya, hanya Allah SWT yang tahu.

Fallacy ketiga, Tuhan yang Maha Kuasa dan Mulia tidak gila-gila menuntut mutlak dan langsung (baca: dadakan) disembah seperti yang dikira oleh kebanyakan Muslim. Penyembahan kepada Tuhan harus mengalir dari proses pengenalan dan pengalaman kita yang penuh hikmat, hormat dan kagum akan kebesaranNya. Penyembahan yang benar merupakan konsekwensi, bukan sebab. Itu  sebabnya Yesus mengharuskan kita untuk menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:24).

Dalam Sepuluh Hukum  Taurat, Tuhan juga pertama tama menekankan jatidiriNya yang konkret historis. Yaitu Tuhan yang dahsyat yang menuntun umat Israel keluar dari tempat perbudakan Mesir. Baru sesudah jelas dan tidak nyasar siapa Tuhannya, maka menyusullah larangan terhadap penyembahan berhala kepada yang bukan Tuhan. Sebaliknya justru Setan lah yang mau menuntut disembah dengan cara acakan dan mendadak –lewat godaan, tipuan, intimidasi dan terror-- tanpa usah kenal apa dia Tuhan atau tuhan-tuhanan. Lihat cara setan menggoda Yesus, Matius 4:7-9.

Kini, siapakah Tuhan bagi seorang Muslim? Apakah ciri-ciri manifestatif-Nya yang dapat kita kenal?

Kita tidak akan membabi-buta menyembah Tuhan yang bukan Tuhan, yang dalam definisinya adalah YANG MAHAKUASA, satu-satunya yang mencipta kehidupan (QS 22:73). Siapa yang mencipta dan menguasai semuanya adalah Tuhan. Namun definisi operatifnya harus sangat sederhana dan kasat mata, sedemikian mudah sehingga manusia yang paling primitif sekalipun harus bisa membedakan Tuhan dengan non-tuhan. Dan ini menyangkut unsur kata KUN (CREATING WORD: Jadilah!) demi dapat menyaksikan keilahian Tuhan secara lurus tanpa memerlukan tafsiran-tafsiran! Ini diformulasikan dengan ciri sederhana: Tuhan adalah sosok yang berkata “KUN”, dan terjadilah itu! (QS.40:68, 3:47).

Namun sayang Allah SWT tidak pernah memperlihatkan jatidiriNya yang historis kepada siapapun. Dan umatNya di Arabia di abad ke-7 tidak pernah diperlihatkan kuasa dan otoritas KUN- Nya! Quran bermain asap kabur disini. Tak ada satupun mukjizat ilahi yang muncul dari mulut dan tangan Allah SWT bagi umat Arab dihadapan para saksi mata. Yang ada hanyalah pengkisahan mukjizat yang Tuhan Israel (YHWH) lakukan (kasat mata) bagi umat Israel, bukan Allah Arab!

Sementara Allah SWT yang tidak berbuat apa-apa itu telah “mewakilkan” kuasa diriNya kepada Yesus seorang, dan tidak kepada yang lain. Allah mengklaim tanpa perlu saksi mata bahwa Dialah yang menciptakan lalat (QS 22:73)—namun Yesus-lah yang “dipakai Allah” untuk memperlihatkan kuasaNya kepada umum (nyata, bukan klaim) dengan menciptakan seekor burung hidup-hidup (QS 5:110, 3:49). Dan dalam Alkitab lebih shahih lagi ditampakkan kuasa KUN-Nya, ketika Yesus berseru dengan suara keras kepada mayat Lazarus yang sudah mati 4 hari didalam kubur: "Lazarus, marilah ke luar!" DAN TERJADILAH ITU dihadapan sekampung para saksi mata (Yah 11:43 ff).

NB. Quran menyensor dan men-sunat Injil.

1. Quran memberi pre-text (dalil tersembunyi) representasi kuasa Allah kepada Yesus dengan istilah “memberi izin”. Oleh karena itu, Quran harus menyensor semua latar belakang dan covering story (dari prolog hingga epilog) untuk setiap kisah-kisah KUN, sehingga tak ada Muslim yang tahu bahwa kuasa Yesus itu sesungguhnya bukan (!) hasil minta izin dari Allah-Nya. Quran hanya memberi LIST dari mukjizat2 Yesus seperti layaknya magic-show!  Namun Injil memperlihatkan detailnya bahwa Yesus sendirilah yang menggulirkan kuasa mujizat dari diriNya sendiri! Jikalau Allah SWT memberi izin, maka Allah secara teologis akan terjebak memberi izin kepada mahklukNya untuk menjadi“Allah Sesaat”, khususnya izin atas jenis-jenis kuasa KUN yang jelas-jelas dikatakan sebagai milik eksklusif Allah sendiri. Dan ini sungguh telah mendiskreditkan ketawhidan Allah SWT!

Sebaliknya, lihat betapa Yesus tidak menunggu izin siapapun, melainkan spontan berkata KUN, “Aku mau, Jadilah!“ bahkan membiarkan diriNya disembah sujud (Matius 8:2-3):

Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya (Yesus), lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau,Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulur-kan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.

Yesus 100% menegaskan tak perlu izin-izinan: “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak (Yesus) menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya (Yoh 5:21).

 

2. Betapa aneh diluar akal, tapi benar bahwa Quran juga men-sunatkan jenis-jenis KUN Yesus yang justru super dahsyat, bukan yang umum umum. Ada salah apakah?Kenapa justru yang super dahsyat? Agar tidak terlalu mencolok menempatkan Yesus sebagai Allah sendiri? Diantaranya adalah:

·          Kuasa Yesus dan otoritasNya atas alam-raya:  
Air diubah menjadi anggur dalam pesta perkawinan di Kana (Yoh ps.2). Ini adalah mukjizat pertama Yesus. Apakah Allah tidak tahu apa yang ditampilkan Yesus pertama kalinya untuk memuliakan namaNya?

Demikian pula KUN dahsyat yang mendiamkan badai dan gelombang dahsyat didanau dengan satu hardikan:

Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali” (Mrk 4:39). …Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?"(Luk 8:25).

 

·         Kuasa adikodrati Yesus mengusir setan!

“Enyahlah engkau, hai Iblis”, dan iblis tunduk. Ini dilakukan Yesus berulang-ulang atas banyak orang yang kena rasuk setan. Tidakkah kasus kerasukan setan dan sihir juga banyak terjadi dizaman Muhammad, dan berurusan dengannya (ayat-ayat setan, tukang sihir, buhul-buhul, setiap orok yang lahir disentuh setan kecuali Yesus. dll). Kenapa Allah/ Muhammad tidak singgung KUN Yesus yang usir setan di Quran? Bukankah setan itu musuh Allah yang terbesar, namun Allah sengaja meng-absenkan ketertaklukannya?

 

·         Kuasa Yesus mengampuni dosa manusia dihadapan publik.
Ini adalah mukjizat yang menghujat Allah bila ada manusia yang mengklaim-nya! Ini adalah harga-mati yang Allah kuasai dan tidak pernah akan diwariskan atau direpresentasikan kepada lainnya, sekejab apapun! Namun Yesus menantang “hujatan” ini secara terbuka. Ia yang dikatakan oleh malaikat sebagai Juru Selamat (Luk 2:11) harus membuktikan otoritasNya yang praktis tak mungkin mampu dilihat oleh manusia, namun yang paling dibutuhkan manusia demi keselamatan kekal nya! Saksikanlah betapa Yesus mendemonstrasikannya:

Berkatalah Ia (Yesus kepada seorang lumpuh yang diturunkan dari atas atap rumah): "Hai saudara, dosamu sudah diampuni."

Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"

Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka:
"Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?

Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah?

Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia (Yesus)  berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan." (Lukas 5:20-24)

 

·         Kuasa Yesus memastikan seseorang untuk dibawa masuk sorga

Lalu ia (penyamun yang tersalib disamping Yesus) berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:42-43). [Lihat, penyamun itu bukan hanya masuk sorga, tetapi dibawa masuk kesana oleh Yesus secara pribadi! Bandingkan dengan QS.19:71 dimana Allah memastikan Muslim masuk keneraka! ]

Muslim pantas bertanya, kenapa Yesus tidak membutuhkan izin siapapun untuk KUN, Creating Word-Nya yang maha dahsyat itu? Sederhana saja, karena daya-cipta ini semata-mata berasal dari “Kalimat Allah” yang telah Dia miliki sebagai Kalimatullah (QS 4:171). Per definisi, siapapun yang mempunyainya, Dia-lah yang disebut Tuhan, sang Pencipta, Penyelamat! Dan itulah Yesus.


Fallacy keempat. Verbatim yang dituntut oleh Muslim itu juga mengandung fallacy dalam sumber referensi yang dipakai. Muslim minta ditunjuki dari referensi Injil akan “verbatim Islamik“ yang hanya ada dalam jargon Quran, namun mereka tidak tahu bahwa jargon demikian memang  tidak dipakai dalam Injil maupun Taurat. Ini sama saja dengan Muslim yang menuntut di Alkitab harus ada nama atau gelar kenabian Yesus dengan istilah Quran: “ISA PUTRA MARYAM“. Ya, verbatim demikian pasti tidak akan pernah keluar dari Injil, dari mulut Tuhan Yesus dan para RasulNya. Sebab istilah demikian dalam tradisi Yahudi justru mengindikasikan bahwa Yesus adalah anak haram (anak zinah, hasil nikah gelap tanpa jelas ayahnya). Maka mustahillah  kalau panggilan itu datangnya dari para murid (hawariyyin) Yesus sendiri yang menghina Gurunya seperti yang diabadikan dalam Quran yang ber-tradisi budaya Arab:

“(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?." (QS.5:112)

Kata-kata “Isa putra Maryam” (yang berkonotasi ‘anak-zinah’) dan “sanggupkah Tuhan-mu” sungguh diragukan berasal dari mulut para murid Yesus yang Injili. Itu hanyalah sebentuk olokan-olokan dan hinaan dari kalangan luar yang telah menyerang Yesus (lihat Yohanes 8:41), dan ini yang perlu ditelusuri oleh Muslim secara obyektif. Yang ada dan benar dalam Alkitab adalah “Yesus putra Elohim”, karena kandungan gen-Nya yang masuk kedalam rahim Maria adalah Roh Elohim sendiri (Lukas 1:35; QS 4:171), sesuatu GEN-ILAHIAH tersendiri.

Simaklah pula referensi Taurat merujuk kepada Sepuluh Firman dalam loh-batu. Disitu Elohim justru merumuskan negasi dari verbatim yang biasa Muslim  tuntut. Bukan “sembahlah Aku (Tuhan)”, melainkan “Jangan sembah dia (tuhan lain)”. Lihat hukum pertama dan kedua dari 10 Firman berbunyi:

"Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya (Keluaran 20:2-5).

 

Loncatan atau keterbalikan referensi demikian sering menjadi acuan dalam Islam. Quran misalnya telah disusun ulang didunia tanpa kronologi dari yang tadinya diturunkan Jibril dari sorga secara kronologis mulai tahun 610 hingga 632 M. Tak ada alasan Allah kenapa firmanNya boleh dan perlu diacak demikian. Ini mudah mengacaukan tafsir dan mendatangkan fallacy dan dimentional-error tersendiri. Contoh yang klasik adalah Lailatul Qadar dalam Surat 97, seperti yang dikatakan oleh Ram Kampas:  

Message lailatul qadar nya sendiri mengesankan kosongnya pesan intrinsik Allah, padahal seharusnya paling signifikan dalam malam qadar yang begitu “mulia” itu. Tidak ada yang terlalu khusus, kecuali sebentuk teka-teki! Bahkan ketika Allah sendiri bertanya “Tahukah engkau apakah Lailatul Qadar itu?” (ayat 2). Allah tidak menjelaskan pokok pertanyaan-nya tetapi malah menjawab dengan membuat teka-teki baru: Lailatulqadar itu lebih baik dari seribu bulan! (ayat 3) yaitu melebihi (better/excel than) 83 tahun! … Kadar “kehebatan/keindahan lailatulqadar” telah diukur dengan unit-waktu, dan bukannya dengan unit-kualitas untuk kehidupan atau keselamatan kekal! Ini yang disebut sebagai “kesalahan dimensional” yang konyol. Ini sama konyol dan fatal seperti yang ditunjukkan pada ilustrasi dibawah ini,

Ukuran/Unit Dimensi baku yang Allah ciptakan untuk setiap entitas telah dikacau balaukan oleh Allah sendiri, dan Muslim seolah diajak untuk ramai-ramai  “Melihat Rasa, dan Mengecap Suara”!!

Tuhan sejati bukanlah setan (tuhan-tuhanan) yang gila minta disembah-sembah dengan urutan yang acak dan kacau. Dia akan otomatis disembah oleh umatNya KETIKA mereka mengenal kedahsyatan dari kemaha-kuasaan-Nya. Yang justru diprioritaskan oleh Tuhan duluan adalah agar umat-milik-Nya TIDAK menyembah tuhan selainnya!

Fallacy kelima, yang pantas kita sebut sebagai fallacy kebablasan yang tak tahu diri. Ya, baiklah bercermin diri sendiri sebelum melontarkan kritik keluar. Bertanyalah secara reciprocal timbal baik apakah Allah SWT pernah berkata kepada Muhammad: “AKULAH ALLAH”?
Segera DR. Quraish Shihab dan lain-lain ulama berkata:
“O, tentu ada, lihat QS 20:14, lengkapnya sbb.

“Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (QS.20:11-14).

Muslim merasa bahwa Allah sudah menyatakan namaNya kepada Muhammad sebanyak 2697 kali dalam Quran, dan khususnya pada ayat Qs.20:14; 27:9; 28:30, yang ada memuat teks: “Aku adalah Allah”. 

TETAPI AWAS, semua ayat khusus itu bukan aslinya maklumat kepada Muhammad, melainkan kepada Musa dalam Taurat hampir 20 abad sebelumnya, dan dikisahkan ulang oeh Muhammad dalam konteks yang sama tapi dengan memplintirkan nama asli Tuhan. Teks asli Alkitab disitu adalah: “YAHWEH…itulah  nama-Ku selama-lamanya”.
  Aku-lah YAHWEH(Keluaran 3:15, 6:1).

Tetapi dalam retelling story-nya di Quran, Muhammad mengubahnya menjadi: “Hai Musa…“Aku adalah ALLAH”.
Maka masuklah nama Allah secara diam-diam sebagai nama Tuhannya Islam yang sah, yang dipinjam dari nama tuhannya orang Arab jahiliah “al-Ilah” yang berkonotasi polities. Itu sebabnya nama tersebut tidak terdapat dalam Surat-surat / unit wahyu yang awal-awal (ada sekitar 30 unit wahyu) karena Muhammad sendiri ragu-ragu memakainya. Bapak Muhammad bernama Abdullah, Abdi Allah yang Muhammad tahu dan akui bahwa ayahnya juga masuk neraka (HS.Muslim 1:398). Sebagai gantinya, Tuhan Islam pada awalnya hanya disebut RABB, dan kemudian diselingi dengan  AR-RAHMAN, nama ilah pinjaman dari pagan Yemen. DR.Quraish Shihab, apologet Islam terbesar Indonesia terpaksa harus mengakuinya dengan berkata:

Kata “Allah” misalnya, tidak digunakan oleh Al-Quran, ketika pengertian semantiknya yang dipahami masyarakat jahiliah belum sesuai dengan yang dikehendaki Islam (Allah)”. Kata yang digunakan  sebagai ganti ketika itu adalah Rabbuka (Tuhanmu, hai Muhammad). Demikian terlihat pada wahyu pertama hingga surah Al-Ikhlas”. (Membumikan Al-Quran, p.582).

Muslim seyogyanya harus juga mengakui bahwa tak satupun wahyu Allah berkata kepada Muhammad pribadi atau kepada kaum Arabnya: “Aku adalah Allah”. Nama “Allah” bukan berasal usul dari LANGIT, melainkan dari kaum Arab jahiliah “al-Ilah” jauh sebelum Islam/Muhammad hadir.  Itu sebabnya tak ada Muslim yang dapat menjawab “Manakah ayat Quran yang paling pertama menyebutkan nama ALLAH?”

 

YESUS MENGEXPRESIKAN KEILAHIAN DIRINYA DENGAN CARA & ISTILAH YANG LAIN: “AKU LORD DAN GOD, SILAHKAN SEMBAH TUHANMU”

Muslim dipersilahkan memeriksa Alkitab dan Quran dengan seksama. Di Quran terdapat paling tidak ada 17 keajaiban adikodrati dan superioritas Isa, dan itu hanya bagi dan tentang Isa sendiri! Hampir separuh diantaranya adalah sifat dan kuasa yang hanya dipunyai oleh Allah SWT sendiri. Isa misalnya menyamai Allah dalam mencipta kehidupan dan membangkitkan orang mati (3:49) yang hanya dimiliki oleh Allah (46:33). Mengetahui hal-hal ghaib yang hanya Allah yang bisa tahu (3:49b vs. 27:65; 5:109; 10:20), termasuk tahu akan Hari Kiamat (43:61) yang hanya Allah seorang yang tahu (4:159; 33:63; 31:34). Juga mampu menurunkan hidangan dan rejeki dari langit (5:111) yang hanya Allah saja yang bisa memberi (26:79). Bahkan sampai-sampai mampu mengubah hukum Allah sendiri! (3:50)! Jadi bisakah Allah SWT mengizinkan kuasa prerogative-Nya untuk disharingkan dan disyirikkan kepada Yesus? Yaitu dengan meriskir miliaran umatNya menjadi musyirik karena mentuhankan Yesus? Ngawurlah Allah demikian!

Diri Apa Yang Yesus Ekspresikan BagiNya?

Di Alkitab, dengan cepat dan mudah kita temukan banyak sekali ungkapan langsung atau tidak langsung tentang (A) “AKU TUHAN” dan (B) “SEMBAHLAH AKU”. Kita cukup kutibkan disini beberapa kalimat Yesus yang secara lurus mengklaim diriNya Tuhan secara shahih dan tak lain dari shahih:

 (A). ‘AKU TUHAN’, ‘AKU GOD’.

 

 

1. Yesus menegaskan diriNya benar-benar Tuhan (Yoh 13:13).
“Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan”.
Muslim yang tak rela melihat Yesus itu Tuhan cepat-cepat mencari dalil bahwa itu bukan Tuhan, tapi tuan saja. Kalian telah terobsesi menyesatkan diri dengan berpikir untuk mengerdilkan Yesus. Para pengikut Yesus bukan mentuhankan seorang tuan manusia, melainkan SANG TUAN yang diatas segala tuan. Makna ayat diatas adalah sama dimaksudkan Yesus bagi diriNya, baik ‘tuan’ maupun ‘Tuhan’. Karena Yesus itu bernama Tuan Diatas Segala Tuan, King of Kings and Lord of Lords (Wahyu 19:16, 17:14).

2. Yesus mengumumkan dari mulutNya bahwa Dia benar Allah/Elohim (Wahyu 21:7).

“Aku akan menjadi Allah-nya/Elohim-nya, dan ia akan menjadi anakku”.
Tak ada yang perlu kita beri komentar tambahan disini. Kita percaya Muslim juga akan memilih untuk bungkam.

3. Yesus menerima panggilan diriNya sebagai Tuhan dan Allah/ Elohim, dihadapan para murid-muridNya (Yohanes 20:28).

Tomas menjawab Dia (Yesus), "Ya Tuhanku dan ELOHIM KU!"

Ini tidak ditolak Yesus, dan ini disaksikan oleh semua para murid Yesus, dan Yesus memerintahkan Tomas untuk mempercayai apa yang dikatakannya itu!

Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus (yang bangkit dari kematian) datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."  Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:26-28).

 

Apa artinya disini yang dapat ditangkap oleh Muslim yang bernalar wajar? 
Ada ENAM hal pokok! Pertama, Yesus kembali tampil untuk tunjuki bahwa Ia sudah mengalahkan kematian. Dia mahakuasa atas maut. Dua, Ia mahakuasa, berdiri diatas ruang dan waktu. Rumah yang pintu-pintunya terkunci sekalipun, ditembusiNya dengan memilih waktuNya (hari ke-8 sesudah kunjunganNya terdahulu). Tiga, Yesus berseru kepada Tomas untuk percaya kepadaNya. Empat, percaya atas apakah? Ya Tomas menjawabnya sendiri dengan berkata: “Ya, (Engkaulah) Tuhanku dan Allahku”. Artinya percaya kebangkitan TuhanNya dan Allahnya, dan Lima, Dan Yesus TIDAK MENAMPIK atas apa yang Tomas katakan dan imani. Yesus menerima apa yang Tomas sudah percaya bahwa DIA adalah Kebangkitan, LORD dan GOD! Enam, konsekwensi-islamiknya (bila Yesus non-Tuhan) adalah  bahwa Yesus Muslim yang nabi manusia itu membuat semua pengikutNya mentuhankan diriNya. Alangkah besar dosa syirik Yesus terhadap diriNya dan umatNya! Padahal, Dia pula yang diimani Muslim sebagai Nabi yang paling terkemuka didunia dan diakhirat. HOW?


4. Yesus menyebut ketuhananNya: Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Mahakuasa (Wahyu 1:8).
“Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Elohim, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" .
Kembali pernyataan lurus ini tak memerlukan interpretasi dan komentar siapapun. Kalau Muslim bilang  Ia bukan Tuhan, maka Ia siapa?

5. Yesus menyatakan diriNya sesungguh sungguhnya sebagai “I AM”, sebutan khusus untuk GOD! (Yoh 8:58).
“Verily, verily, I say unto you, before ABRAHAM WAS, I AM”. (KJV).
Maaf, agar lebih jelas kami harus kutibkan dalam bahasa Inggris, karena Muslim sulit memahami apa maksudnya “I AM” dalam terjemahan bahasa Indonesia yang kurang memadai.  Mari kita baca 3 ayat ini dimana Yesus berdebat sengit dengan para pemimpin Yahudi:

 

Yoh 8:56  (Yesus berkata): “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."

Yoh 8:57  Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?"

Yoh 8:58  Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada (I AM)."

Yoh 8:59  Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.


Lihat bahwa untuk kata Yesus yang satu ini “I AM” (AKU ADA), Ia mau dirajam oleh orang-orang Yahudi. Kenapa mau dihukum karena kata itu? Kenapa mau dirajam batu, dan bukan dipukul saja? Karena berlainan dengan Muslim, orang Yahudi sangat mengenal kata tersebut, yang dianggap sangat sakral merujuk eksklusif hanya kepada nama pribadi Tuhan YAHWEH yang menamakan diriNya “I AM THAT I AM” dalam perjumpaanNya dengan Musa (AKU ADALAH AKU, atau AKU ADA YANG AKU ADA, Kel. 3:14). Kini Yesus kok berani-beraninya mengaplikasikan nama I AM tsb bagi diriNya? Ini dianggap klaim ketuhanan dengan menghujat nama Yahweh, dan hukumannya bukan sekedar dipukul namun harus dirajam batu (Im 24:16). 

Perhatikan lebih lanjut bahwa Yesus sengaja tidak berkata dalam tenses waktu  yang benar “I was”, melainkan meletakkan frasa “I AM” yang khusus mengekspresikan nama Yahweh bagi diriNya dalam  keberadaan kekekalan ilahiah:  “Before Abraham was, I AM”.

Lihat pula Lukas 22:70-71,
Disini para pemuka Mahkamah Agama secara resmi dan legalistik bertanya kepada Yesus, yang menjawabnya dengan “I AM” (GOD):
"Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus:
"Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah (Anak Allah)."

Lalu kata mereka: "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi?
Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri."

 

Then said they all, Art thou then the Son of God?
And he said unto them, “Ye say that I AM”.

And they said, What need we any further witness?
for we ourselves have heard of his own mouth.

 

     ( B). “SILAHKAN MENYEMBAH AKU SETELAH KENAL AKU TUHANMU”

Seluruh hidupnya, Yesus mempersilahkan (bukan menuntut) orang-orang untuk menyembahNya secara hormat.

Yesus sudah disembah sejak orok kecil.  

“Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur” (Mat.2:11).

 

Yesus disembah oleh orang sakit kusta kusta. Juga oleh seorang yang buta sejak lahirnya
Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."

(Matius 8:2). Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!" Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya (Yoh 9:37-38).

Yesus disembah oleh murid-muridNya
Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Elohim." (Mat 14:33).

Setelah bangkit dari kematian, Yesus disembah oleh para-wanita pengikutNya
Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya (Mat 28:9).

Menjelang kenaikan kesorga, Yesus disembah oleh 11 orang muridNya
Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.  Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya (Mat 28:16-17)

Saat sedang naik kesorga dan berpisah, Yesus disembah oleh murid-muridNya
Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya (Luk 24:50-52).

Bahkan diakhirat Yesus disembah oleh orang-orang kudus . Dan semua malaikat diperintah oleh Elohim untuk menyembah  Yesus.

“maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya (Why.4:10).
Ia (Elohim) berkata: “Semua malaikat Elohim harus menyembah Dia.” (Ibr.1:6).
Bukan Yesus yang menuntut, tetapi Elohim yang memerintahkan malaikatNya untuk menyembah Dia.

 

KATA PENUTUP

Sekali Yesus berkata ‘ya’ atau ‘tidak’, itu berarti YA dan TIDAK yang besar bagi manusia. Juga ‘ya dan tidak’ yang berlaku kekal selamanya, tak ada yang bisa dikorup, diplintir, disensor dan disunat oleh Quran:


“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat”
(Mat 5:37).

 

“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Mar 13:31).

 

Jadi, sekali Yesus berkata “Aku Tuhan” dan mempersilahkan umatNya menyembah diriNya, maka tidak ada argumen bantahan yang dapat menggoyahkan Yesus sebagai Tuhan! Para pembantah hanya dapat membantahinya lewat fallacy konyol yang akan mempermalukan dirinya sendiri. Atau nekad membantahnya berdasarkan penghujatan. Dan resiko penghujatan yang satu ini telah Yesus peringatkan secara amat serius:

 

“Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.

Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia
(I AM HE), kamu akan mati dalam dosamu"
,
Yoh 8:23-24.
(kembali diklaim “I AM” disini selaku GOD).