Adakah Maulud Muhammad Semulia Natal Yesus Almasih?

Oleh: KALANGI

 

Muslim mencari-cari alasan religius yang murni bagi Maulid Nabi. Namun tidak akan tercari kecuali bikinan-bikinan semu belaka. Soalnya Muhammad sendiri dilahirkan dalam kesenyapan, kehampaan kekhususan dan tanda kenabian, tanpa tanda kuasa ataupun mukjizat supernatural. Tak ada gejala, sambutan dan kunjungan malaikat. Tak ada pengumuman apapun dari surga. 

Lukisan Kelahiran Muhammad - Oleh Jami al-Tavarikh

Orang-orang yang benar-benar diutus Tuhan perlu dilihat dari segala dimensi kehidupannya, khususnya nabi-nabi terbesar. Sebab mereka itulah yang  menjadi model kehidupan bagi umatnya.

Kita telah banyak mendengar tentang kisah nabi nabi besar setelah mereka “tampak” menjadi nabi. Kisah sebelumnya justru akan terlewati oleh sejarah apabila karya kenabiannya tidak berujud. Begitu pula dengan Muhammad yang bahkan  kelahirannya tidak diketahui dunia kecuali dikalangan keluarga besarnya saja. Itulah Maulid, hari kelahiran Muhammad yang kini ingin dicoba untuk dipanggungkan ke dunia walau usahanya berjalan terseok-seok.….

Mungkin Anda  pernah membaca dari buku terbitan kementrian agama Arab Saudi bahwa Peringatan Maulid Nabi tidak pernah dilakukan atau dicontohkan pada masa Nabi Muhammad maupun pada masa sahabat-sahabat Nabi Muhammad.  

"Bagaimana dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia? Apakah ada hadist yang membenarkannya dan bagaimana sikap Muslim untuk menghadapi sesuatu yang dikatagorikan bid'ah?" 

Di banyak negara, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, Mesir, Yaman, Aljazair, Maroko, dan lain sebagainya, ada tradisi umat Islam untuk senantiasa melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti Peringatan Maulid Nabi SAW, peringatan Isra' Mi'raj, peringatan Muharram, dan lain-lain. Bagaimana sebenarnya aktifitas-aktifitas itu? Secara khusus, Nabi Muhammad memang tidak pernah menyuruh hal-hal demikian. Maka apakah hal ini bisa digolong "masyru'" (disyariatkan), atau bisa dikatakan berlawanan dengan teologi agama?

Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Kini sebagian masyarakat muslim Sunni dan Syiah memang merayakan Maulid Nabi. Tetapi Muslim Sunni merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan Muslim Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal.

 

Tanggal kelahiran Nabi diperselisihkan secara tajam

Ada yang mengatakan bahwa beliau lahir tanggal 2 Rabiul Awal, atau tanggal 8, atau 10  atau 12  atau 17 Rabiul Awal (Lihat al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir: 2/260 dan Latho’iful Ma’arif karya Ibnu Rojab hlm. 184-185). Khusus untuk tanggal 12  Rabiul Awal, itu dikatakan tidak shahih oleh sejumlah tokoh Islam termasuk Jabir dan Ibnu Abbas ra. Dan Ibnu Katsir berkata tentang hadits tersebut, “Sanadnya terputus.” (al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Rajab hlm. 184-185). Ini tentu menggelisahkan kaum Sunni yang merayakannya pada hari tersebut. Tetapi yang paling tidak jelas adalah tujuan ilahi yang bagaimana-kah yang sesungguhnya diharapkan Allah (atau Muhammad) dari perayaan Maulid Nabi ini? Tidak ada jawaban!


KEKHUSUSAN APA YANG TELAH ALLAH BERIKAN BAGI KELAHIRAN MUHAMMAD?

Muslim mencari-cari alasan religius yang murni bagi Maulid Nabi. Namun tidak akan tercari kecuali bikinan-bikinan semu belaka. Soalnya Muhammad sendiri dilahirkan dalam kesenyapan, kehampaan kekhususan dan tanda kenabian, tanpa tanda kuasa ataupun mukjizat supernatural. Tak ada gejala, sambutan dan kunjungan malaikat. Tak ada pengumuman apapun dari surga.

 

Pertama-tama, Siapakah Ibu yang melahirkan Muhammad?

Allah dari mulut-Nya  tidak menyebutkan nama ibu ini. Sebaliknya ketika Muhammad memintakan pengampunan dosa ibunya yang telah wafat itu, Allah malahan menghentikan permintaan ini, sehingga Muhammad menangis tersedu-sedu karenanya. Ya, tidak seorang wanitapun yang mau disebutkan namanya oleh Allah, kecuali Maryam seorang yang Dia sebutkan dari mulut-Nya bukan satu kali, melainkan  sebanyak 34 kali! Dia mendapat lawatan Allah dan makanan dari langit. Dia ditempatkan Allah secara khusus sebagai “perempuan yang melebihi semua perempuan lain yang ada didalam alam” (3:42). Bukankah itu dahsyat?!

Dan Allah Islam ini justru ada memberi alasan khusus kepada Muslim untuk bergembira bersama merayakan kelahiran Yesus Almasih, Peringatan Natal, ketimbang hari lahir Muhammad yang senyap:

"Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat”…dan “menjadikannya  tanda bagi manusia dan sebagai Rahmat dari Kami” (3:45, 19:21). 


Allah Islam tidak menghubungkan Ruh Allah atau unsur surga apapun kepada kehamilan dan kelahiran Muhammad. Tetapi Dia justru telah menghembuskan Ruh-Nya sendiri via perawan Maryam untuk kelahiran Yesus (21:91, 66:12).

Allah Islam justru mengumumkan bahwa Yesus itu dilahirkan dari Firman dan Ruh Allah (4:171), suatu Zat yang tidak bisa lain dari DNA-nya Allah sendiri. 

Damai ilahiah tidak menyertai kelahiran (dan kematian) Muhammad, tetapi kepada Yesus, damai-surga itu sungguh disertakan oleh Allah (19:33). Bahkan kelahiran Muhammad tidak terlindung dari sentuhan setan, sehingga ia berteriak menangis! Sebab Muhammad sendiri justru mengakui hal ini dengan berkata: “Setiap anak Adam yang baru lahir disentuh oleh setan… lalu memekik menangis karenanya selain Maryam dan anaknya.” (Shahih Bukhari 1493)

Allah Islam tidak memberikan Muhammad gelar apapun untuk kelahirannya. Pendek kata, Dia tidak memberikan sedikit apapun untuk Maulid Nabi! Tetapi kepada Yesus, Allah Islam ini telah memberi pada Natal Yesus suatu gelar AYATULLAH dan RAHMATULLAH, Ayat dari Allah dan Rahmat Allah satu-satunya untuk diteruskan kepada umat manusia (21:91, 19:21). Dan memang Tuhan Alkitab lewat malaikat-Nya telah berkata tentang harapan dan kemuliaan “Maulid” Yesus kepada seluruh umat manusia:

“Aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk2:10,11).


Ya, Mesias yang Juru Selamat dan Tuhan!
Adakah seseorang seperti Muhammad bisa disejajarkan sebagai Mesias, Juru Selamat dan Tuhan?

Adakah seseorang yang kurang dari Tuhan dapat menjadi Juru Selamat dunia?

 

Sumber: buktidansaksi.com