Mesir: Kapan Orang-Orang Muslim Paling Banyak Melakukan Kekerasan?

Gereja St George di desa Elmarinab, dihancurkan dan dibakar massa Muslim

10/3/2011

Jika anda menjawab “Setelah Sholat Jumat”, maka jawaban anda itu benar. Kali ini beritanya datang dari Mesir. Silahkan membaca selengkapnya…

Mesir – Orang-orang Muslim menghancurkan gereja of St George yang usianya sudah berabad-abad, di desa  Elmarinab di Edfu, provinsi Aswan di Mesir. Bukan hanya gereja, mereka juga membakar rumah-rumah orang Kristen yang ada di situ. Orang-orang Muslim telah menyerang properti umat Kristen Koptik di desa itu setelah mendengar kabar bahwa gereja sedang direnovasi. Setelah Sholat Jumat pada tanggal 30 September 2011, massa pun turun tangan dan menghancurkan gereja itu, meruntuhkan sebuah kubah, dinding dan kolom-kolom gereja. Kemudian mereka bergerak ke depot gereja, dimana terdapat kayu-kayu yang disimpan untuk konstruksi, dan membakar seluruhnya.

Gereja ini dibangun kembali dengan seijin gubernur Aswan sebab kondisinya yang sudah tua menyebabkan gereja ini sangat tidak aman dipergunakan untuk ibadah. Sebenarnya tidak ada keluhan dari orang-orang Muslim setempat mengenai pembangunan kembali gereja itu, hingga pekerjaan konstruksi telah hampir selesai dan ibadah telah dilaksanakan di gereja itu.

Orang-orang Kristen telah mengalah pada tuntuntan orang-orang Muslim dalam sebuah “rekonsiliasi” yang dilaksanakan pada tanggal 2 September, dengan tujuan agar tercipta harmoni dengan para tetangga Muslim mereka, tetapi empat hari kemudian orang-orang Muslim kembali mengajukan tuntutan-tuntutan, termasuk di dalamnya tuntutan mereka agar kubah gereja disingkirkan. Orang-orang Kristen menolak, mengatakan bahwa jika hal ini dilakukan maka gedung itu akan runtuh. Setelah terjadi penolakan ini, maka orang-orang Muslim pun membarikade desa itu, mencegah orang-orang Kristen untuk meninggalkan rumah-rumah mereka, bahkan untuk membeli makanan, sampai kubah gereja itu disingkirkan. Pihak keamanan dipanggil untuk campur tangan dan dua buah tank tiba di desa itu untuk melindungi orang-orang Kristen dari tindak kekerasan di subuh hari tanggal 9 September. Tetapi massa Muslim tidak mempedulikan kehadiran pihak keamanan, dengan menyerukan ‘Allahu Akbar” (Allah itu besar), dan menuntut agar gereja itu dirubuhkan. Tiga minggu kemudian ancaman mereka benar-benar menjadi kenyataan.

Dalam insiden terakhir, ada 4 rumah orang Kristen dan sebuah toko milik Kristen yang dibakar.

Sumber: Barnabas Fund

Dipetik dari: Faithfreedom.org